Dubes AS Joseph R. Donovan didampingi Pengasuh Pesantren Tebuireng KH. Salahuddin Wahid melihat santri Madrasah Muallimin berdiskusi di kelas. Joe Donovan mengaku sangat suka dengan keramahan para santri. (Foto: Deka Pranata)

tebuireng.online– Kamis pagi (02/03/17) Dubes Amerika Serikat untuk Republik Indonesia, Joseph R. Donovan Jr. berkunjung ke Pesantren Tebuireng. Ia dan istri berserta rombongan yang tiba sekitar pukul 10.45 WIB langsung menuju Dalem Kesepuhan Tebuireng dan disambut oleh KH. Salahuddin Wahid dan Nyai Hj. Farida Salahuddin. Tampak hadir pula Wakil Pengasuh KH. Abdul Hakim Mahfudz beserta istri,  dan jajaran pimpinan pesantren.

Dalam obrolan ringan di Dalem Kesepuhan Gus Sholah, pangilan akrab pengasuh, dan Donovan membahas tentang pendidikan, Islam Indonesia, dan dunia pesantren. Gus Sholah menjelaskan, di Tebuireng santri dididik dan diajarkan public speaking, tulis-menulis, dan kedisiplinan. Beliau juga menjelaskan bahwa Pesantren Tebuireng juga sudah mencetak beberapa buku melalui Pustaka Tebuireng, ada pula marching band, hadrah, dan gambus.

“Kemarin juga ada pertemuan dari beberapa penerbitan dari pesantren lain yang diadakan di Tebuireng. Pendidikan di Pesantren, tidak hanya memberikan satu mata pelajaran saja tetapi berbagai macam pendidikan. Dari karakter dan akhlak, serta keilmuan agama,” terang Gus Sholah kepada  Dubes AS yang baru dilantik empat bulan lalu tersebut.

Usai berdialog sekitar satu jam, kedua belah pihak menyerahkan cinderamata. Gus Sholah menyerahkan buku Profil Tebuireng dan beberapa buku lainnya, sedangkan Donovan menyerahkan sebuah minatur elang berbendera AS.

Puas berbincang-bincang dengan Gus Sholah di Dalem, Donovan kemudian melanjutkan agenda kunjungannya dengan acara tabur bunga di pusara KH Hasyim Asy’ari, KH Wahid Hasyim dan KH Abdurrahman Wahid. Setelah itu, rombongan diajak untuk meninjau Madrasah Muallimin Hasyim Asy’ari Tebuireng.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Di antar oleh Gus Sholah dan pimpinan Madrasah Mualimin, Donovan memperhatikan para santri yang sedang bermusyawarah di dalam ruangan kelas. Kebetulan dalam musyawarah yang berlangsung seru tersebut para santri membahas bab munakahat atau hukum pernikahan. Mei Chou Wu, istri Dubes Donovan, juga ikut memperhatikan dengan saksama aksi para santri berdiskusi.

“Saya baru empat bulan menjadi Dubes Amerika Serikat untuk Republik Indonesia. Menurut kalian, apa yang harus saya lakukan saat ini?,” tanya mantan Wakil Dubes AS di Jepang ini.

Mendapat pertanyaan itu, seorang santri menjawab bahwa Sang Dubes harus belajar budaya-budaya di Indonesia. “Lalu di mana saya harus belajar budaya-budaya tersebut?,” tanya bapak dua anak itu.

Seorang santri asal Jakarta menjawab, Donovan perlu belajar sejarah Indonesia dengan mengunjungi Museum Fatahillah dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). “Saya sudah pernah berkunjung ke sana. Terus ke mana lagi?,” ujar diplomat karier ini.

“Harus ke Pekalongan juga. Untuk belajar batik di sana,” ujar seorang santri asal Pekalongan.

Mendapat saran tersebut, Donovan mengatakan bahwa dia memang baru mengenal batik. “Untuk iklim di Indonesia, batik memang lebih pas daripada memakai dasi,” tuturnya.

Tidak puas dengan saran itu, Joe Donovan, panggilan akrabnya, kemudian memancing para santri untuk memberi saran lain. “Harus ke Madura. Di sana ada karapan sapi,” timpal santri asal Madura, disambut tawa hadirin.

Kepada para santri, Dubes Donovan juga bercerita bahwa istrinya yang berasa dari Taiwan dalam beberapa bulan ke depan akan ke Yogyakarta untuk belajar Bahasa Indonesia. Di akhir dialog, pria kelahiran New York ini berpesan agar para santri tekun belajar jika ingin mendapatkan beasiswa ke Amerika Serikat. “Kalian bisa mendapatkan informasinya dari perwakilan kami di Surabaya dan Malang,” ungkapnya.

Setelah puas berdialog dengan santri, Gus Sholah menjelaskan kepada Dubes Donovan tentang profil Madrasah Muallimin. “Di sini, para santri fokus pada kajian keislaman ala pesantren. Mereka inilah yang dipersiapkan untuk menjadi kiai-kiai di masa depan,” tutur Gus Sholah.

Usai dari Madrasah Mualimin dan melewati beberapa unit pendidikan di Tebuireng, rombongan Dubes menuju mobil pengantar di Masjid Ulul Albab dan meninggalkan Tebuireng sekitar pukul 12.20 WIB.

Kunjungan Dubes Donovan ini merupakan kunjungan kerja pertamanya di Jawa Timur. Tampak mendampingi, Konsul Jenderal AS di Surabaya Heather Variava dan beberapa staf kedubes AS. Sementara itu, Gus Sholah didampingi oleh Wakil Pengasuh KH Abdul Hakim Mahfudz, Sekretaris Utama KH Abdul Ghofar, dan beberapa mudir (direktur) di lingkungan Pesantren Tebuireng.


Pewarta:     Nurul Fajariyah & Nur Hidayat

Editor:         Sutan Alam Budi

Publisher:     M. Abror Rosyidin