Pada agenda rutin Sabilu Taubah asuhan Gus Muhammad Iqdam Kholid di Pondok Pesantren Mambaul Hikam II Karanggayam, Srengat, Blitar, beliau menyampaikan tiga cara agar kehidupan menjadi lebih tentram dan nyaman.
Pendakwah kelahiran 27 September 1993 itu menyampaikannya di hadapan ribuan jamaahnya saat Senin malam (25/12/2023). Saat itu pula Gus Iqdam menuntun salah seorang jamaahnya yang beragama Hindu untuk membaca dua kalimat syahadat.
Beliau mengutip salah satu maqalah ulama’ yakni Al-Qurtubi. Imam Qurthubi di dalam tafsirnya menafsiri bahwasannya untuk mendapatkan hidup yang hayyatan thayyiban (hidup nyaman) ada tiga cara.
Pertama, mencari rezeki yang benar-benar halal. Dengan cara berusaha memasukkan sesuatu di dalam tubuh dengan hal yang halal. “Tidak nggragas kalau bahasa orang Blitar. Kalau hak-hak orang lain kamu rampas, maka otomatis dirimu akan tersakiti di masa yang akan datang. Dan Allah akan semakin jauh dari dirimu.” Begitu katanya.
Caranya bermacam-macam, misalnya terus berupaya untuk behenti tidak mabuk-mabukkan, sedikit demi sedikit. Apa keistimewaan orang yang makanannya halal? Sebagaimana dawuh kanjeng Nabi,
أَطِبْ مَطْعَمَكَ تَكُنْ مُستَجابَ الدَّعوةِ
Perbaikilah makananmu, jangan asal-asalan memasukkan makanan ke dalam tubuh kita. Kalau sudah begitu maka doa seorang hamba akan mudah diijabahi oleh Allah. Oleh karena itu, jangan hanya ngaji saja tapi tidak ada usaha untuk meninggalkan kemaksiatan.
Kedua, qanaah. Menerima akan takdir Allah. Seorang hamba harus menerima jika ditakdir menjadi peternak, pendakwah, atau pedagang. Melihat tetangganya beli mobil, bangun rumah, atau kenikmatan orang lain, akan tetapi hatinya selalu tenang. Kunci agar selalu Qanaah adalah melihat urusan dunia kepada orang-orang yang di bawah. Jangan melihat ke atas jika urusan dunia.
Ketiga, taufiquhu ila al-tha’ah. Benar-benar mengajak hati untuk selalu taat kepada Allah. Seluruh manusia di bumi ini besok di hari kiamat akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah. Yaitu umurmu digunakan untuk apa, masa mudamu digunakan untuk apa, kamu itu dapat rezeki dari mana, harta digunakan untuk apa, ilmu digunakan untuk apa.
Jika mengalami kesusahan, jangan sampai berlari kepada kemaksiatan atau meninggalkan ketakwaan kepada Allah. Ada tiga hal yang sangat ampuh mengobati kesusahan-kesusahan manusia, pertama dzikir kepada Allah, kedua mencari orang-orang yang shaleh, berkumpul dengan orang saleh, ketiga mendengarkan dawuh-dawuh ulama yang menunjukkan kebaikan dunia akhirat.
Pentranskip: Yuniar Indra Yahya