Santri Baru Pondok Putri Pesantren Tebuireng mengikuti kegiatan Mosba, Kuliah Subuh bersama Kepala Pondok, KH. Fahmi Amrullah Hadziq, Kamis (13/7). (foto: mosba)

Tebuireng.online— Salah satu serangkaian kegiatan Masa Orientasi Santri Baru (Mosba) Pondok Putri Pesantren Tebuireng adalah kuliah subuh. Kuliah Subuh ini disampaikan oleh Kepala Pondok Putri Pesantren Tebuireng, KH. Fahmi Amrullah, di masjid Ulil Albab pada Kamis (13/7/2023).

Gus Fahmi memulai kuliah Subuh dengan pemaparan tentang salah satu keutamaan jamaah Subuh yang merupakan awal aktivitas yang baik. “Baik tidaknya seseorang bisa dilihat dari shalatnya. Jika shalatnya bagus maka akhlaknya juga bagus. Jika shalatnya sudah benar, maka perbuatannya juga benar,” ungkap Gus Fahmi.

Begitu pula sebaliknya, menurutnya orang yang perbuatannya tidak baik maka bisa dipastikan shalatnya belum benar. Pada kesempatan itu, beliau menyampaikan pesannya dengan menyebut ayat dalam surat Al-‘Ankabut Ayat 45;

إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ

Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa orang yang sedang memperbaiki shalatnya sesungguhnya ia sedang memperbaiki hidupnya,” tegas Gus Fahmi. 

Selain itu, beliau juga memaparkan terkait indahnya hidup di pondok yang mana kita dituntut untuk hidup disiplin, segala sesuatu diatur, dan shalatnya berjamaah. Jika tidak berjamaah maka mendapatkan poin atau alfa. 

Di pondok juga diajari makna mengantri, bahwasanya ada beberapa hikmah yang dapat dipetik. Yang pertama, kita belajar disiplin tidak saling serobot. Yang kedua, belajar mengatur waktu yaitu jika ingin shaf depan berarti datangnya harus awal. Yang ketiga, belajar sabar menunggu sebab jika tidak sabar maka akan emosi. 

Lebih lanjut cucu Hadratussyaikh tersebut menyampaikan bahwa pesantren merupakan gambaran masyarakat terkecil. Di pesantren kita belajar bermasyarakat, teman-temannya datang dari berbagai daerah dengan latar belakang yang berbeda.

“Seorang santri mau jadi apapun nanti harus dipersiapkan dari sekarang,” ungkap Gus Fahmi.

Sesungguhnya banyak hal-hal yang bisa didapatkan ketika di Pesantren. Walaupun dulu pesantren dipandang kumuh, kotor, kolot, namun pada hakikatnya pesantren bisa menjadi apa saja yang diinginkan. “Intinya belajarlah di pondok bersungguh-sungguh. Man jadda wa jada,” tegasnya. 

Di bagian terkhir kuliah Subuh itu, Gus Fahmi mendoakan para santri agar mendapatkan ilmu yang manfaat dan barokah. 

Pewarta: Rafiqatul Anisa