14232468_1499120313446738_7100153265000313989_ntebuireng.online—Pelaksanaan Diklat Kader Pesantren Tebuireng angkatan kedua telah sampai pada pekan kedua. Hari ini (14/09/2016), peserta diklat disuguhi materi “Wawasan Kebangsaan” yang disampaikan oleh Kapten Infanteri Bijan, S.H., dari Rindam V/Brawijaya Malang.

Dalam kesempatan memberikan materi, Kepala Urusan Logistik Sbagum Rindam V/Brawijaya tersebut, menjelaskan tentang beberapa hal mendasar tentang kebangsaan yang harus diketahui oleh peserta Diklat Kader, diantaranya dalah mengenai identitas negara dan nasionalisme.

Wawasan kebangsaan, menurut pria kelahiran tahun 1962 tersebut adalah cara pandang suatu bangsa yang telah merdeka mengenai diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang serba terhubung melalui interaksi dan interelasi dan dalam pembangunnya di lingkungan nasional, termasuk lokal, regional, dan global.

Indonesia, lanjut kapten yang pernah bertugas dalam Oprasi Saroja Tim-Tim tahun 1981-1987 ini, belum sepenuhnya merdeka. Bagi beliau indonesia memang merdeka secara fisik, sedangkan non fisik, masih banyak yang menjadikannya belum sepenuhnya merdeka. “Justru non fisik ini yang sekarang lebih berbahaya,” tandas alumni Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang tersebut.

Beliau juga mengatakan bahwa permasalahan Indonesia sangat kompleks dalam berbagai bidang, seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya, pertahanan, dan keamanan. Hal itu dipengaruhi oleh faktor internal seperti gerakan etnisitas, kedaerahan, sentiman etnik, dan SARA, serta faktor eksternal yang lebih disebabkan oleh globalisasi yang menimbulkan renggangnya integritas bangsa, munculnya kapitalisme dan menurunnya jiwa nasionalisme.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Indikasi abad 20 yang diwarnai dengan konflik politik, kekerasan kolektif, kerusuhan massal, hingga gerakan separatis, semakin menjadi hal yang membayahakan. Untuk itu, beliau berpesan agar para peserta Diklat Kader Tebuireng angkaan kedua, sebagai generasi muda bangsa, dapat menanamkan pada diri masing-masing, keluarga, dan anak cucu nantinya, wawasan kebangsaan dan jiwa nasionalisme. (Abror)