santri dan teknologi. (ilustrasi: arindan/tbi3)

Oleh: Zulfa Nuril*

Seiring perkembangan zaman yang terus berkembang, teknologi tidak lupa ikut serta berkembang. Tak hanya sekadar berkembang namun dengan berkembangan ini membawa banyak pengaruh terhadap kebiasaan masyarakat. Terlebih pengaruh perkembangan pada teknologi yang saat ini hampir semua kalangan masyarakat mampu menguasainya. Layaknya internet telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat era digital. Dengan internet, sekat-sekat jarak dan waktu yang dulu menjadi kendala sekarang sudah mulai pudar seiring dengan pertumbuhan pengguna internet yang semakin bertambah. Tidak hanya itu kini dengan adanya internet hampir setiap kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Demikian berbicara mengenai kemajuan teknologi. Kemudian bagaimana jika berbicara mengenai peranan santri dengan hal tersebut? 

Berbicara mengenai santri tak pernah habis untuk terus diulik. Terlebih kini tak jarang perbincangan mengangkat santri sebagai topik pembicaraan. Tak hanya dari satu segi saja, namun dari berbagai segi dan sudut pandang santri menjadi topik perbincangan di kalangan masyarakat. Salah satunya dari segi peranan santri dalam negeri, dimana begitu besar peran santri dibutuhkan terlebih di zaman sekarang ini yang serba teknologi. Dimana masyarakat dengan mudah mengakses segala informasi yang dikehendaki. Namun sayang, kebanyakan pemuda saat ini tidak menanamkan sifat idealis dalam menggunakan media. Maka disinilah peran santri dimainkan. Dimana dengan kemajuan media sosial santri dapat ikut serta berkontribusi dalam berinformasi serta mampu menjadi figur dalam bermedia sosial. 

Saat ini pondok pesantren sendiri tak sedikit yang telah memasukkan kurikulum pengetahuan umum yang di dalamnya tak lupa pula para santri dikenalkan dan diajarkan dalam mengelola media sosial. Salah satunya adalah Pondok Pesantren Tebuireng. Dalam lingkup Pondok Pesantren Tebuireng sendiri telah memperhatikan kemajuan media sosial untuk sara santri. Di sini para santri diberi fasilitas dan dukungan penuh untuk mengembangkan potensi mereka dalam bermedia sosial yang tak lain dengan tujuan mewujudkan peranan mereka sebagai santri dalam kemajuan teknologi. Peranan para pengasuh dan pimpinan-pimpinan madrasah yang sangat memperhatikan literasi para santrinya turut mendukung gagasan-gagasan untuk mengembangkan potensi literasi santri tersebut.

Adapun peranan santri sendiri adalah antara lain menjadi sumber informasi atau menyebaran pengetahuan agama sebagaimana yang dibutuhkan oleh kebanyakan masyarakat awam. Perkembangan teknologi dan media turut mempengaruhi kegiatan dakwah, yang sebelumnya dilakukan secara konvensional, kini berubah ke arah digital. Akses seseorang untuk memperoleh informasi religius atau dakwah semakin mudah, terlebih jika orang tersebut memiliki akses ke internet.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Adapun peranan santri ini membawa pengaruh besar bagi masyarakat. Tidak hanya dalam berdakwah tetapi juga dalam mengembangkan potensi literatur santri itu sendiri. Dalam dunia literasi pun santri sangat ditekankan dan digembleng. Mengapa demikian karena tak sedikit karya literasi santri yang selalu ditunggu-tunggu karena membawa banyak pengaruh dan dibutuhkan masyarakat. Dimana bentuk dakwah sendiri tak hanya melalui ceramah atau pidato keagamaan, tetapi dakwah dapat melalui berbagai bentuk kepenulisan. Tak tak hanya dengan melalui buku saja, tetapi dengan adanya media sosial ini mempermudah santri untuk berkarya dan menunjukkan karyanya kepada masyarakat. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan ide-ide Islamisme juga merambah secara online. Literatur-literatur Islamisme disebarkan secara online oleh sekelompok aktivis Islamisme, baik untuk menyampaikan sebuah opini terhadap sebuah permasalahan maupun sebagai wahana pengerahan massa. 

Santri tidak hanya sekadar mengaji dan belajar namun mereka juga memahami kesenian, kebudayaan, serta memiliki potensi dalam bidang sejarah. Mengapa demikian karena dalam lingkup pesantren pun kesenian diajarkan, budaya dikenalkan, dan tak lupa sejarah dibekalkan. Dengan demikian pula peranan santri sendiri sebagai generasi penerus sangatlah di gadang-gadang untuk kemajuan bangsa. Dimana kemerdekaan bangsa ini sendiri juga tak terlepas dari peranan seorang santri. Dimana dengan adanya pembekalan-pembekalan tersebut juga menjadi modal santri dalam berliterasi.

Mengulik sedikit sejarah bahwasanya kemerdekaan bangsa ini tak lepas pula dari peranan sosok tokoh ulama besar, yakni Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari, dimana peranan beliau dalam memperjuangkan bangsa ini begitu teramat besar dan beliau merupakan pendiri salah satu pesantren besar, yakni Pesantren Tebuireng. Tak hanya itu beliau pun merupakan kyai dengan banyak karya tulis yang tak lain berupa beberapa kitab kuning, dimana kitab-kitab beliau pun hingga saat ini masih dikaji bahkan menjadi beberapa kitab tepat dalam pembelajaran di beberapa pesantren. 

Adapun selain itu karya-karya beliau banyak yang berbentuk jawaban atas problematika masyarakat. (Syihab,2019) menyebutkan di antara lima karya beliau: 1) Adabul ‘Alim wal Muta’allim (Etika Guru dan Murid); 2) Ad-Durar Al-Muntatsirah fil Masail  At-Tis’a Asyarah (Taburan Permata dalam Sembilan Belas Persoalan); 3) At-Tanbihaat Al-Wajibat Liman Yasna’ul Mawlid bil Munkarat (Peringatan Penting bagi Orang yang Merayakan Acara Kelahiran Nabi Muhammad dengan Melakukan Kemungkaran); 4) Risalah Ahlis Sunnah wal Jama’ah; 5) An-Nurul Mubin fi Mahabbati Sayyidil Mursalin (Cahaya Terang dalam Mencintai Rasul).

Tak hanya itu generasi penerus Hadratussyaikh tak sedikit yang mengikuti jejak langkah beliau, baik dari anak cucu beliau atau bahkan santri-santri beliau. Salah satu kepala Madrasah dari unit yayasan Tebuireng, kepala Madrasah Aliyah Salafiyah Syafi’iyah Tebuireng, beliau mengatakan,“ generasi penerus Tebuireng sendiri merupakan generasi berliterasi.” Ungkap beliau dalam sambutan salah satu acara sarasehan komunitas literasi (Linimasa) Madrasah Aliyah Salafiyah Syafi’iyah Tebuireng.(11/10/22) Beliau begitu memperhatikan, mendukung serta semangat dalam mengoptimalkan peningkatan nilai literasi para santri atau siswa-siswinya. Lebih dari itu beliau pun menambahkan sambutannya dengan menyebutkan beberapa dari beliau-beliau tersebut, dimana selain menjadi pengasuh beberapa diantara mereka juga aktif dalam berliterasi khususnya dalam menerbitkan buku bahkan kitab-kitab kuning sebagai kitab kajian pondok pesantren. 

Diantaranya yang beliau sebutkan adalah sosok sebagaimana yang telah kita bahas di atas, yakni Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari. Selain itu ada pula Dr. Ir. Salahuddin Wahid, atau sering disapa dengan sapaan Gus Sholah. Beliau merupakan salah satu pengasuh pondok pesantren Tebuireng. Dimana beliau juga termasuk penggagas beberapa media literatur pesantren untuk santri. Sama seperti sang ayah yaitu KH A Wahid Hasyim yang gemar membaca dan menulis, kebiasaan itu juga menurun kepada putra-putranya yaitu KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan saudara-saudaranya termasuk Gus Sholah, panggilan dari Dr (HC) Ir Salahuddin Wahid. Tradisi membaca dan menulis inilah yang mendorong beliau menggagas beberapa pembaharuan terutama untuk meningkat literasi santri seperti menggagas kembali majalah pesantren yang terus berkembang menjadi portal website tebuireng.online.

Beliau sangat memedulikan potensi literasi para santri. Tak lain karena literasi sendiri membawa begitu besar pengaruh dan manfaat bagi santri itu sendiri maupun bagi masyarakat sekitar. Dengan demikian gagasan beliau membantu meningkatkan nilai literasi para santri yang juga tak meninggalkan peranan santri dalam berkontribusi pada perkembangan media sosial. Dimana dengan media sosial santri dengan mudah dan leluasa dalam mengekspresikan potensi dan bakat mereka dalam dunia kepenulisan. 

Beberapa pemaparan di atas telah menjadi bukti bahwasanya nilai literasi para santri juga harus diperhatikan. Karena nilai-nilai literasi mereka juga sangat berpengaruh dan menjadi kontribusi besar dalam perkembangan teknologi, khususnya di era digital ini. Serta peranan santri sendiri sudah tak dapat diragukan dimana dengan adanya perkembangan teknologi dan media sosial mereka juga turut andil dalam memainkan perannya sebagai santri terlebih dalam kemajuan bangsa dan negeri ini. Juga menjadi generasi penerus yang dinantikan serta sangat dipersiapkan untuk masa depan bangsa.  

*Santri Putri Pondok Pesantren Tebuireng Jombang.