
Tebuireng.online- Kamis (20/02/20) Dr. H. Mif Rohim Syarkun, M.A turut hadir dalam acara bedah buku ‘Menjerat Gus Dur’ yang diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unhasy bersama UKM Forum Unhasy Menulis (FUM) di lantai 3 gedung KH. M. Yusuf Hasyim.
Penuturan Dr. Mif Rohim, selaku keynote speaker, ketika bertepatan pada 20 Oktober 1995 merupakan angka keramat, dimana Gus Dur dilantik menjadi presiden. Ketika beliau dilantik pidato yang disampaikan beliau berkomitmen akan menegakan keadilan. Ketika menegakan keadilan maka justru akan berhadapan dengan sesuatu yang lebih dahsyat persengkongkolan yang luar biasa di Indonesia pada saat itu. “Maka ini tepat apa dikatakan oleh Sahabat Ali, kebenaran yang tidak terorganisir (secara teoritis sistematik) akan dikalahkan oleh kebatilan (persekongkolan) yang terorganisir (secara teoritis dan sistematik),” ungkap Wakil Rektor III Universitas Hasyim Asy’ari ini.
Lanjutnya, bedah buku ini merupakan suatu kapitalisasi buat para peserta sekalian agar tahu tentang dunia politik, ketika Gus Dur dilengserkan, kalah dalam politik namun menang dalam kebenaran. Oleh sebab itu jangan sampai terjadi lagi yang akan menjadi kader-kader beliau.
“Dalam pidato Gus Dur tadi adalah yang pertama komitmen penegakan hukum, yang kedua menegakkan kesejahteraan bangsa indonesia dan yang ketiga menjaga kekuatan Indonesia yang telah dijajah dari berbagai aspek,” ucap beliau.
Ketiga aspek inilah target Gus Dur, yang menjadi kedaulatan politik, kedaulatan ekonomi, kedaulatan pemikiran, dan kedaulatan informasi teknologi. Maka ketika Gus Dur melakukan kegiatan di negara Indonesia disitulah Gus Dur berhadapan krisis multideminsional. “Di sinilah para generasi milineal serta Gusdurian dalam kegiatan ini tidak sekedar, ketika ikut seminar terus selesai, tapi kita harus produktif dan merekomendasi, menuntut meskipun kalah dalam politik. Produktif yang bermanfaat tapi yang jelas ini aset untuk kita,” pungkasnya.
Pewarta: Dian Bagus