Maria Al-Qibtiyah asal Gresik, merupakan santriwati terlama di Pondok Putri Pesantren Tebuireng. Terhitung sebelas tahun empat bulan ia menuntut ilmu di Pondok Putri Pesantren Tebuireng. Mulai dari pertengahan tahun 2007 sampai saat ini 2018. Sejak dipanggil mbak Aal, sampai menjadi us (panggilan akrab untuk ustadzah) Aal, tentu ia sangat paham bagaimana perkembangan Pondok Putri Pesantren Tebuireng, baik dari segi sistem pendidikan, kegiatan, peraturan, hingga pada fasilitasnya.
Dari segi pendidikan, dulu sistemnya belum full day school. Us Aal sapaan akrabnya sempat merasakan selama satu tahun, kegiatan sore diisi dengan diniyah yang mana pada hakikatnya merupakan jantungnya pesantren.
Dari segi bangunan tentu sangat berkembang pesat, mulai dari satu wisma sampai menjadi lima wisma. Semakin lama, semakin baik dan berkembang, terutama dalam hal akhlak, tentu dulu tidak sebaik sekarang. “Adanya peraturan yang semakin dipertegas sebab adanya pelanggaran yang terjadi. Maka dari itu, munculah peraturan-peraturan baru,” tuturnya.
Us Aal dikenal sangat baik, cantik, ramah pada siapa saja, tegas namun lembut tutur katanya. Karena itu, santriwati merasa senang dengannya. Sebelas tahun bukanlah waktu yang sebentar, akan tetapi us Aal tidak pernah merasa bosan karena adanya kegiatan yang begitu padat dilaksanakan, sehingga tetap asik menjalani hidup di pesantren.
Us Aal menempuh pendidikannya di SMP A. Wahid Hasyim, kemudian melanjutkan di Madrasah Aliyah Salafiyah Syafi’iyah (MASS) Tebuireng. Setelah lulus aliyah beliau melanjutkan pendidikannya ke Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng dan Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng (Unhasy) sampai saat ini sedang menempuh pendidikan pascasarjana di Unhasy.
Sejak duduk di bangku kelas VIII SMP, Us Aal sudah bercita-cita untuk kuliah di Ma’had Aly Tebuireng yang dulunya masih bangunan lama belum sebagus sekarang, berada di pondok putra. Dan pada akhirnya beliau benar-benar mewujudkan. “Sudah banyak yang Tebuireng berikan kepadaku, enam tahun Tebuireng banyak memberi ilmu, sekarang waktunya saya yang memberikan ke Tebuireng, entah itu jasa atau apapun, intinya saya ingin ngalap barokah,” itulah yang membuat Us Aal berpegang teguh untuk tetap di Tebuireng.
Atas motivasi itu, setelah lulus aliyah, ia tidak memiliki minat dan tujuan yang lain, kecuali ngalap barokah yang selalu menjadi nomor satu dalam tujuan mengabdinya di pondok pesantren.
Biodata Santri
Nama: Maria Al-Qibtiyah
Tetala : Gresik, 11 Juni 1995
Alamat: Gresik
Hobi: Membaca: membacalah jika ingin mengenal dunia.
Menulis: menulislah jika ingin dikenal dunia.
Cita-cita: Bunyai (terobsesi banget waktu SMP, habis lihat bunyai-bunyai di sini yang kalem, eh jadi minder untuk jadi bunyai).
Motto: orang bijak adalah orang yang menjadikan masalah sebagai tantangan. Orang bodoh adalah orang yang mnjadikan masalah sebagai beban.
Pengalaman organisasi: Ketua Orda (organisasi daerah), Ketua OSIS (MASS), Koord. Diniyah, Ketua Kelas, Ketua Kamar, Pembina Pondok Putri (Keamanan – Pengembangan Diri -UKLP – Bendahara – Koord. Pembina), Anggota BEM, Ketua LD, Bendahara PSB Pusat.
Pewarta: Rafiqatul Anisah
Editor/Publisher: RZ