Sebuah ilustrasi pedagang yang dermawan. (Ist)

Salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang patut kita teladani adalah Abdurrahman bin Auf. Ia dikenal sebagai pedagang sukses dan dermawan pada masanya. Simak ringkasan kisahnya berikut ini.

Latar Belakang

Abdurrahman bin Auf termasuk salah satu sahabat yang masuk Islam pada masa awal dakwah Nabi di Mekkah. Ia lahir pada 580 M di Mekkah dan berasal dari Bani Zuhrah, sebuah kabilah Quraisy yang dihormati.

Bani Zuhrah adalah salah satu kabilah Quraisy yang memiliki kedudukan terpandang di masyarakat Mekkah. Kabilah ini dikenal dengan kekayaan, kehormatan, dan pengaruhnya.

Ibunda Nabi Muhammad, Aminah binti Wahb, juga berasal dari Bani Zuhrah, yang semakin mempererat hubungan antara keluarga Nabi dan Abdurrahman bin Auf.

Sebelumnya, nama aslinya adalah Abdul Ka’bah, tetapi setelah masuk Islam, Nabi Muhammad SAW mengubah nama tersebut menjadi Abdurrahman, yang berarti “hamba Allah Yang Maha Pengasih.”

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Keahlian dalam Berdagang

Ketika hijrah ke Madinah, Abdurrahman bin Auf meninggalkan semua harta kekayaannya di Mekkah. Hijrahnya jug menunjukkan kesediaannya mengorbankan materi demi agama.

Di Madinah, Nabi Muhammad SAW mempersaudarakan Abdurrahman dengan Sa’ad bin Rabi’, seorang penduduk Madinah yang kaya raya. Sa’ad menawarkan separuh hartanya kepada Abdurrahman, tetapi Abdurrahman menolak dan hanya berkata, “Tunjukkan saja padaku di mana pasar.”

Dengan keahlian berdagang, Abdurrahman segera berhasil mengumpulkan kekayaan besar. Ia memulai dari usaha kecil, seperti menjual mentega dan keju, lalu berkembang menjadi pedagang besar yang sukses.

Kedermawanan Abdurrahman Bin Auf

Abdurrahman bin Auf adalah salah satu contoh sahabat Nabi yang memadukan kesuksesan duniawi dengan pengabdian penuh kepada Allah SWT melalui kedermawanannya. Hal itu diketahui melalui beberapa keterlibatannya selama Perang Tabuk dan besarnya bantuan hingga warisan kepada kaum muslim.

Mendukung Perang Tabuk

Perang Tabuk adalah salah satu ekspedisi militer paling menantang dalam sejarah Islam, terjadi pada tahun ke-9 Hijriah. Perjalanan ini membutuhkan dana besar karena jaraknya yang jauh dan kondisi medan yang berat.

Saat ity, Rasulullah SAW menyerukan umat Islam untuk memberikan sumbangan demi persiapan perang. Abdurrahman menyumbangkan 200 uqiyah emas, yang setara dengan puluhan kilogram emas.

Atas sumbangannya, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidak akan merugikan Abdurrahman bin Auf apa yang dia lakukan setelah hari ini.” Ini adalah bentuk doa sekaligus penghargaan yang tinggi dari Rasulullah SAW.

Bantuan Kepada Kaum Muhajirin

Setelah hijrah ke Madinah, kaum Muhajirin (Muslim Mekkah yang hijrah) banyak yang kehilangan harta benda mereka dan hidup dalam keterbatasan. Pada masa sulit tersebut, Abdurrahman bin Auf sering membantu kaum muhajirin.

Ia membantu mereka, baik dalam bentuk pinjaman yang tidak mengikat, hadiah, atau menyediakan peluang usaha. Ia percaya bahwa kekayaan yang ia miliki adalah amanah untuk membantu saudara-saudaranya.

Tidak hanya memberikan sedekah, Abdurrahman juga menciptakan solusi jangka panjang. Salah satu caranya adalah dengan memberikan modal atau menjalin kemitraan bisnis, sehingga para Muhajirin dapat mandiri.

Warisan Amal

Kedermawanan Abdurrahman tidak berhenti pada masa hidupnya saja, tetapi berlanjut bahkan setelah wafatnya melalui wasiatnya. Ia menyisihkan sejumlah besar hartanya untuk membantu para sahabat yang pernah ikut serta dalam Perang Badar.

Ini adalah bentuk penghormatan kepada mereka yang berjihad di jalan Allah SWT. Sebagian hartanya juga disumbangkan untuk keperluan umat, termasuk pembangunan fasilitas umum dan membantu fakir miskin.

Dalam satu riwayat, jumlah hartanya yang disedekahkan mencapai 40.000 dinar (setara dengan ratusan miliar dalam nilai saat ini). Warisan tersebut menunjukkan visi Abdurrahman untuk memastikan bahwa kekayaan yang ia tinggalkan terus memberikan manfaat kepada umat Islam.

Pelajaran dari Kisah Abdurrahman Bin Auf

Kisah hidup Abdurrahman bin Auf memberikan pelajaran berharga bagi umat Islam tentang bagaimana memandang kesuksesan, kekayaan, dan kehidupan secara keseluruhan. Beberapa pelajaran yang bisa kita ambil antara lain:

1. Kesuksesan Berasal dari Keuletan

Abdurrahman bin Auf adalah contoh nyata bahwa kerja keras dan keuletan dapat membawa kesuksesan, bahkan di tengah kondisi yang sulit. Ketika hijrah ke Madinah, ia tidak memiliki apa-apa kecuali semangat dan keahlian berdagang. Ia menolak untuk menerima bantuan materi dari Sa’ad bin Rabi’, meski ditawarkan separuh kekayaannya.

Keberhasilannya mengajarkan bahwa kesuksesan tidak datang secara instan. Diperlukan kerja keras, keahlian, dan ketekunan untuk meraih hasil yang diinginkan, bahkan dalam situasi sulit sekalipun.

2. Kekayaan Sebagai Amanah

Salah satu pelajaran terbesar dari kisah Abdurrahman bin Auf adalah cara ia memandang kekayaan. Bagi Abdurrahman, kekayaan bukanlah tujuan akhir, melainkan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Abdurrahman tidak membiarkan kekayaan menguasai hatinya. Baginya, kekayaan hanyalah alat untuk berbuat kebaikan dan mendukung perjuangan Islam. Abdurrahman mengingatkan kita untuk memanfaatkan harta untuk kepentingan pribadi dan untuk kebaikan masyarakat.

3. Kesederhanaan dan Keimanan

Meskipun memiliki kekayaan yang melimpah, Abdurrahman bin Auf tetap hidup dengan sederhana dan rendah hati, selalu mengutamakan keimanan dan kehidupan akhirat.

Kesederhanaan dan keimanan adalah kunci untuk menjaga kekayaan dari sifat sombong dan cinta dunia. Abdurrahman mengajarkan bahwa kekayaan yang besar seharusnya semakin membuat seseorang bersyukur, rendah hati, dan dekat dengan Allah SWT.

Kisah Abdurrahman bin Auf adalah teladan yang relevan sepanjang masa. Ia mengajarkan pentingnya usaha, makna sejati kekayaan, dan prioritas akhirat kepada umat Islam.

Abdurrahman membuktikan bahwa seseorang bisa menjadi kaya secara materi dan spiritual sekaligus, serta tetap menjalani hidup dengan sederhana dan rendah hati.

Seperti seorang penasihat investasi profesional yang memberikan arahan tentang bagaimana mengelola kekayaan dengan bijak, Abdurrahman menunjukkan bahwa kekayaan bukan hanya untuk dinikmati, tetapi juga untuk digunakan dengan bijak demi kebaikan umat.



Penulis: Arumka, Digital Marketing Manager VideosID.


Referensi:

https://muslim.or.id/97946-biografi-abdurrahman-bin-auf-sahabat-mulia-dan-dermawan-bag-1.html

https://baznas.go.id/artikel-show/Kisah-Sahabat-Nabi-Abdurrahman-Bin-Auf:-Pengorbanan-dan-Keberkahan-di-Jalan-Allah/800

https://bersamadakwah.net/abdurrahman-bin-auf/