Beberapa pemuda tampak berbincang di sebuah halaman universitas.

Tahun 2024 sebentar lagi akan berakhir. Seperti biasa, pergantian tahun disambut dengan berbagai perayaan dan harapan baru. Namun, di balik riuhnya perayaan dan optimisme yang mengiringi tahun baru, ada keresahan yang cukup nyata di kalangan pemuda. Tidak sedikit dari mereka yang mulai merasa cemas dengan ketidakpastian yang masih melingkupi masa depan. Di tengah beragam dinamika sosial, politik, dan ekonomi yang terus berkembang, banyak pemuda yang merasa terjebak dalam situasi yang tidak pasti, bahkan merasa bingung dengan arah hidup mereka.

Salah satu problematika terbesar yang dihadapi pemuda saat ini adalah dalam hal perencanaan hidup, terutama di tahun 2024 yang penuh dengan tantangan global dan lokal. Sering kali, pemuda menghadapi dilema antara mengejar mimpi mereka dan memenuhi tuntutan sosial atau ekonomi yang semakin kompleks. Apa yang seharusnya menjadi tahun penuh harapan bagi banyak pemuda, justru terkadang berubah menjadi waktu yang penuh dengan kecemasan dan kebingungan. Bagaimana kita seharusnya menyikapi hal ini?

Masalah utama yang dihadapi pemuda dalam merencanakan masa depan adalah ketidakpastian. Ketidakpastian ekonomi, politik, dan sosial seringkali menjadi hambatan besar dalam menyusun rencana hidup yang jelas. Diakui atau tidak, sejak pandemi Covid-19, dunia berubah drastis. Banyak sektor pekerjaan yang tidak dapat diprediksi lagi, sehingga banyak pemuda yang merasa kesulitan merencanakan karir mereka dengan baik. Sementara itu, tekanan untuk memiliki pekerjaan yang mapan dan stabil tetap tinggi, terutama dengan tingkat pengangguran yang kadang tidak berkurang.

Baca Juga: Pahami Persoalan Ini Agar Hidup Lebih Terencana

Selain itu, di era digital yang berkembang pesat, banyak pemuda yang justru semakin bingung dengan banyaknya pilihan dan peluang yang tersedia. Ada yang ingin menjadi konten kreator, bekerja di industri teknologi, atau bahkan menjadi entrepreneur. Namun, tidak sedikit yang merasa kesulitan untuk menentukan pilihan karier yang tepat karena banyaknya informasi yang tumpang tindih. Bahkan, tren dan gaya hidup yang cepat berubah menambah keraguan mereka dalam merencanakan masa depan. Sementara itu, perencanaan yang matang seringkali membutuhkan waktu dan keteguhan, yang dalam banyak kasus tidak selalu dimiliki oleh generasi muda yang penuh dengan ekspektasi dan ambisi.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Kegagalan Ekspektasi Diri dan Lingkungan

Keresahan pemuda lainnya adalah krisis identitas yang semakin meluas. Banyak pemuda yang merasa terjepit antara harapan dari keluarga, masyarakat, dan diri mereka sendiri. Di satu sisi, ada tekanan besar untuk mencapai standar sukses yang diinginkan oleh keluarga, yang sering kali mengarah pada pilihan pendidikan atau karier yang tidak selalu sejalan dengan minat atau passion mereka. Di sisi lain, ada keinginan kuat untuk menampilkan citra diri yang sesuai dengan standar sosial media, yang seringkali tidak realistis dan tidak mencerminkan kenyataan.

Persepsi sukses yang ditanamkan oleh masyarakat dan media sosial seringkali berbenturan dengan kenyataan hidup yang penuh tantangan. Di satu sisi, banyak pemuda yang merasa harus cepat sukses, cepat kaya, dan memiliki karier yang mengesankan. Tetapi di sisi lain, mereka juga menghadapi kenyataan bahwa tidak semua impian tersebut dapat terwujud dengan mudah dan instan. Tekanan yang bertubi-tubi ini sering kali membuat mereka merasa tidak cukup baik dan gagal. Hal ini tentu sangat memengaruhi kesehatan mental mereka, yang sering kali terabaikan dalam perencanaan masa depan.

Tahun Baru, Harapan Baru, atau Kekhawatiran Baru?

Saat menyambut tahun baru, kebanyakan pemuda berharap agar tahun depan membawa perubahan yang lebih baik. Tahun baru sering dianggap sebagai momen untuk reset, memulai kembali dengan semangat yang baru. Namun, bagi sebagian pemuda, tahun baru justru membawa kecemasan tambahan. Di balik optimisme yang menyertai perayaan pergantian tahun, banyak pemuda yang merasa tidak siap atau bahkan khawatir dengan apa yang akan terjadi di masa depan. Tidak sedikit yang merasa terjebak dalam rutinitas yang sama, tanpa ada arah yang jelas. Ketidakpastian tentang pekerjaan, finansial, hingga persoalan pribadi sering menjadi momok yang menghantui mereka.

Dalam perencanaan hidup, mereka sering kali hanya berfokus pada pencapaian materi atau status sosial, tanpa memikirkan apakah tujuan tersebut benar-benar sesuai dengan nilai dan tujuan hidup mereka. Seiring berjalannya waktu, banyak yang merasa tertekan dengan ekspektasi yang tinggi, hingga akhirnya melupakan makna sejati dari hidup itu sendiri. Hal ini mengarah pada perasaan kelelahan mental yang dalam, sehingga membuat mereka sulit untuk merencanakan langkah selanjutnya dengan tenang.

Solusi untuk Mengatasi Keresahan Pemuda

Untuk mengatasi keresahan ini, penting bagi pemuda untuk mulai merencanakan hidup dengan lebih bijaksana dan realistis. Perencanaan yang matang tidak hanya fokus pada pencapaian eksternal, tetapi juga pada pencapaian internal. Pemuda perlu untuk mengenal diri mereka lebih dalam, memahami kekuatan dan kelemahan mereka, serta menyesuaikan tujuan hidup dengan realitas yang ada. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan mulai berpikir jangka panjang, tetapi tetap fleksibel terhadap perubahan yang terjadi.

Selain itu, penting untuk menjaga keseimbangan antara ambisi dan kesehatan mental. Pemuda harus belajar untuk menetapkan batasan-batasan yang sehat dalam meraih cita-cita, serta memiliki kesadaran bahwa kegagalan adalah bagian dari perjalanan hidup yang harus diterima. Tahun baru bukan hanya tentang meraih kesuksesan materi, tetapi juga tentang perjalanan menuju pemahaman diri yang lebih baik.

Dalam akhirnya, keresahan yang dihadapi oleh pemuda dalam perencanaan hidup di tahun 2024 adalah masalah yang nyata, namun bukan hal yang tak bisa diatasi. Dengan perencanaan yang lebih bijaksana, dukungan dari lingkungan sekitar, serta pemahaman yang lebih mendalam tentang diri sendiri, pemuda dapat menghadapi tahun baru dengan harapan yang lebih realistis dan optimisme yang sehat.



Penulis: Irsyaddiyani Mahyar