kyai masuk nerakaSuatu hari pada saat pelajaran matematika berlangsung, Ustadz Jabar sedang menjelaskan dengan panjang lebar. Namun Cak Jahlun tampak acuh tak acuh mendengarkan materi yang sangat tidak disukainya itu. Akhirnya tanpa menghiraukan keterangan gurunya tersebut Cak Jahlun asyik ngobrol dengan teman sebangkunya.

Mendengar suara orang ngobrol dan membuat gaduh kelas, Ustadz Jabar memanggil Cak Jahlun

Ust. Jabar   : “Cak Jahlun”

Cak Jahlun  : “Dalem, Ustadz”

Ust. Jabar   : “Kenapa sampeyan rame?”

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Cak Jahlun  : “Saya tidak paham, Ustadz”

Ust. Jabar   : “Apakah sampeyan tidak suka pelajaran matematika?”

Cak Jahlun  : “Iya, Ustadz”

Ust. Jabar   : “Kenapa sampeyan tidak suka?”

Cak Jahlun  : “Soalnya sulit ustadz, lagian matematika kan tidak ditanya di akhirat”

Mendengar jawaban Cak Jahlun, teman-temannya kaget sekaligus tersipu-sipu. Namun dengan bijak Ust. Jabar memberikan pengertian kepada Cak Jahlun.

Ust. Jabar   : “Memang matematika tidak ditanya di akhirat. Tapi jangan salah, gara-gara matematika ada kiai yang sampai masuk neraka.

Cak Jahlun  : “(penasaran) Kok bisa Ustadz?”

Ust. Jabar   : “Gara-gara kiai tersebut tidak tahu ukuran air dua qullah dan selalu salah menghitung pembagian harta warisan sebab tidak menguasai matematika”

Cak Jahlun  : “(manggut-manggut)” (F@R)