Kiai Kamuli Khudori bersama para santri usai mengaji kitab di kediaman beliau.
Kiai Kamuli Khudori bersama para santri usai mengaji kitab di kediaman beliau.

tebuireng.online– Kepergian Prof. Dr. KH. Ali Musthofa Ya’kub masih menyisakan duka. Keluarga, sahabat, teman, saudara, santri, mahasiswa, yang pernah mengenal beliau pasti akan memutar otak, membuka memori lama bersama Sang Ahli Hadis. Namun, Drs. KH. Kamuli Khudori, seorang sahabat beliau ketika nyantri dulu di Pesantren Tebuireng, baru mengetahui beliau wafat, ketika wartawan Tebuireng Online berkunjung dan meminta diceritakan pengalaman bersama Pengasuh Pesantren Luhur Darus Sunnah itu.

Sontak Kiai Kamuli, panggilan akrab beliau, terkejut mendengar kabar itu. Bagaimana tidak? Kiai Musthofa (sapaan Kiai Ali Musthofa ya’kub) adalah teman akrab sewaktu menimba ilmu di Pesantren Tebuireng Jombang. Kiai kamuli menceritakan, bahwa Kiai Ali Musthofa adalah teman akrab sekamar di komplek “Y”, bersama-sama aktif dalam kajian kitab melalui musyawarah dan ngaji bareng kepada Kiai Idris Kamali.

Beliau juga menuturkan bahwa Kiai Ali Musthofa adalah seorang yang pandai dalam bidang organisasi, sampai beliau menjabat sebagai ketua IPASULA (Ikatan Putra Sultan Agung)[1] dan kebetulan Kiai Kamuli sebagai sekretarisnya. Keaktifan beliau di organisasi membuat KH. Syuhada’ Syarif mempercayai beliau dalam hal apapun mengenai surat-menyurat, dan beliau juga menjabat sebagai pengurus Majlis Ta’lim wa Tarbiyah pada tahun 1973.

Pada saat di pondok, Kiai Ali Musthofa juga mengajar sekolah persiapan (SP) Madrasah Tsanawiyah dan mengajar materi Nahwu dengan kitab Mutammimah di Pesantren Putri al-Masruriyah. “Beliau kalau ngajar sangat ulet dan rajin, seperti yang beliau lakukan saat ngaji dengan Kiai Idris. Beliau juga ngajar al-Qur’an kepada putra Gus Yusuf Hasyim, yakni Gus Irfan Yusuf,” cerita Kiai Kamuli.

Beliau juga dikenal seorang yang istikamah dalam menghafal nadzom dan kitab-kitab, seperti nadzom Imrithi, Alfiyah, Taqrib, dan lain sebagainya. Disamping itu, beliau memperdalam ilmu qawaid fiqhiyyah kepada KH. Syuhada’ Syarif. Namun, kadung hati sudah lengket, sebagaian besar waktu beliau lebih dihabiskan untuk berguru kepada Kiai Idris Kamali.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Menurut Kiai Kamuli, ketika masih nyantri di Pesantren Tebuireng, Kiai Ali Musthofa belum nampak keilmuan beliau dalam ilmu hadis. “Keilmuan hadis itu didapat, mungkin setelah dari Tebuireng beliau melanjutkan studinya ke Riyadh mengambil jurusan hadit, karena beliau memandang bahwa jarang ‘ulama yang ‘alim dalam hadis,” tambah kiai yang sehari-hari mengajar di Pesantren Tebuireng tersebut.

Mendengar kabar meninggalnya sahabat akrabnya, Kiai Kamuli benar-benar mengaku terkejut. Beliau mendoakan Kiai Ali Musthofa agar diampuni segala dosanya, diterima segala amalnya, dijembarkan kuburnya, dan mendapatkan tempat yang indah di sisi-Nya. Kiai Kamuli sambil terus menunjukkan wajah terkejut, mengusap matanya yang semakin basah, menceritakan kenangan indah bersama santri cerdas itu. (Karomi/Abror)


 

[1] . IPASULA adalah organisasi daerah di Pesantren Tebuireng khusus daerah Jawa Tengah.