ilustrasi tulisan basmalah

Oleh: Rokhimatus Sholekhah*

Dalam kitab Uqudallijain karya Syekh Nawawi al-Bantani dijelaskan bahwa: “Sesungguhnya dalam bismillah terdapat banyak berkah, barang siapa yang mengucapkannya maka akan mendapatkan perkara yang diinginkan, dan barang siapa yang melanggengkan basmalah maka akan mendapati hajat-hajatnya dipenuhi, dan amalnya diterima”.

Dikatakan bahwa kitab-kitab yang diturunkan dari langit ke bumi ini berjumlah 104 buah. Sejumlah 60 berupa suhuf nabi Syits, 30 suhuf nabi Ibrahim, 10 suhuf nabi Musa sebelum diturunkannya Taurat, lalu taurat Injil, Zabur dan Al-Furqon.

Adapun makna keseluruhan dari kitab tersebut terkumpul pada Al-Quran yang merupakan mukjizat nabi yang dapat dirasakan oleh umatnya sampai saat ini, lalu makna dari Al-Quran terkumpul pada surat al-Fatihah, makna al-Fatihah terkumpul pada lafadz basmalah dan dapat basmalah maknanya terkumpul pada huruf ba’-nya.

Keberkahan Mengucap Basmalah

Ketika segala sesuatu diawali dengan basmalah, maka Allah akan menjadikan perkara tadi terasa mudah dan berada dalam penjagaan Allah. Seseorang yang menyadari betapa pentingnya basmalah sebelum memulai perkara akan sangat memperhatikan bagaimana caranya memulai sesuatu. Membaca basmalah sebelum makan misalnya, jika kita terlupa membaca basmalah dan juga doa sebelum makan, maka boleh membaca basmalah dan doa di tengah-tengah makan.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dahulu sebagian ulama saleh  pernah mengalami sakit yang lumayan parah hingga dokter pun menyatakan ketidaksanggupannya. Maka sebagian dari ulama lain pun berpikir sampai beberapa waktu. Hingga kemudian para ulama bersepakat untuk melanggengkan basmalah tanpa menghitung jumlah yang telah diucapkan. Atas izin Allah sebagian ulama tersebut sembuh disebabkan barokah dari lafadz basmalah.

Dikatakan bahwa segala perkara yang tidak didahului basmalah maka ia terputus. Al-Khatib berkata bahwasanya jika perkara tidak didahului bismillah, maka ia akan mendapatkan sedikit keberkahan.

Para ulama ahli hadis, fiqih nahwu dan sharaf zaman dahulu adalah orang orang yang sangat memperhatikan pentingnya membaca basmalah. Terbukti, setiap menulis atau mengarang kitab, beliau semua memulai dengan bacaan atau sanjungan kepada Allah berupa basmalah lalu disusul hamdalah dan salawat salam. Dalam penulisan basmalah sendiri bisa disimpulkan dua hal, yakni meniru Al-Quran dan kedua mengambil berkah seperti yang dijelaskan bahwa bismillah mengandung banyak keberkahan. Manfaat membaca basmalah antara lain agar tetap mendapatkan rahmat dari Allah, menghancurkan setan, dan merasa hati kita tertaut pada Allah.

Secara maknanya, dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ar-Rohman berarti Yang Maha Pengasih, dalam konteks lafad Ar-Rohman ini mengandung makna bahwa Allah mengasihi seluruh makhluknya, baik yang tua atau yang muda, yang kaya atau miskin, bahkan yang tidak beragama Islam sekalipun, Allah kasihi, karena Ar-Rohman memiliki artian luas yakni Allah Maha Pengasih di dunia dan akhirat.

Lalu makna Ar-Rohim diartikan Maha Penyayang, yakni Maha Penyayang dan mengasihani di akhirat. Sifat Rohman Rohim ini akhirnya menjadi bahan untuk tabarrukan dengan asma Allah yang Maha Esa.

Kisah Wanita Melanggengkan Basmalah

Dikisahkan dalam kitab Uqudallijain, ada seorang perempuan yang memiliki suami munafik, perempuan itu adalah orang yang selalu melanggengkan membaca basmalah dalam setiap tindakannya. Suatu  hari suaminya berkata “Aku akan melakukan sesuatu yang benar-benar membuatmu malu” (karena  suami tersebut tidak suka dengan tindakan istrinya yang setiap saat mendawamkan basmalah) maka suami tersebut memberikan sebuah kantong pada istrinya dan berkata “Jagalah kantong ini”.

Maka sang istri meletakkannya pada sebuah tempat lalu menutupnya. sang suami sengaja membuat istrinya terlupa perihal kantung pemberiannya, dan sang suami mengambil kantong tersebut dari tempatnya lalu membuangnya ke dalam sumur di rumahnya.

Lalu suami tersebut meminta istri untuk membawakan kantong tersebut ke hadapannya, maka sang istri pun mendatangi tempat di mana ia menaruh kantung pemberian suaminya. Ia  mengucap basmalah, maka Allah ta’ala memberi perintah kepada Jibril ‘alaihissalam untuk turun ke bumi dengan cepat dan mengembalikan kantong tersebut pada tempatnya.

Pada saat ia meletakkan tangannya dan meraba ke arah kantung tersebut, ia menemukan kantung itu dan membawanya ke hadapan suaminya. Tentunya sang suami merasa ada yang aneh, padahal ia sendiri yang telah mengambil kantung itu dari tempatnya dan lalu membuangnya dengan sengaja.  Namun ternyata sang istri kembali menemukan kantung yang sama.  Akhirnya sang suami pun bertaubat atas izin Allah.

Baca Juga: Rahasia Basmalah dan Angka 19 dalam Al Quran

*Santri putri pondok pesantren Al Husna Payaman Magelang.