ilustrasi nabi ayub

Oleh: Rokhimatus Sholekhah*

Diriwayatkan dari Nabi Muhammad Saw dalam kitab Uqudallijain, beliau bersabda “Barang siapa yang sabar dalam menghadapi perangai buruk istrinya, maka Allah memberikan pahala seperti pahalanya Nabi Ayyub atas cobaan yang menimpa dirinya.”

Coba kita telisik kembali, cobaan apa yang Allah berikan kepada Nabinya yang teramat mulia dan sabar itu. Allah SWT memberikan cobaan kepada Nabi Ayyub melalui empat perkara, yakni berupa hartanya, keturunannya, jasadnya yang sakit, dan dijauhi oleh banyak orang atau hampir semua orang kecuali istrinya.

Dikisahkan, bahwa Nabi Ayyub adalah Nabi yang kaya raya dan bergelimang harta, beliau memiliki banyak unta, sapi, kambing, bahkan gajah dan khimar. Beliau juga memiliki 500 lahan atau sawah yang dikelola oleh 500 orang pembantu.

Suatu ketika, iblis laknatullah mengetahui hal ihwal Nabi Ayyub yang kaya lagi taat beribadah, iblis yang menjadi musuh kekasih Allah itu tak akan tinggal diam, ia jelas tak suka melihat ketaatan Nabi Ayyub dengan level keimanan yang tinggi. Iblis berhenti di sebuah tempat di langit sana, lalu ia mendengar malaikat memintakan maaf untuk Nabi Ayyub, seketika panaslah iblis kepada Nabi Ayyub.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Iblis menghadap Allah SWT dan berucap “Ya Tuhanku, aku melihat hambaMu yang bernama Ayyub itu adalah orang yang selalu bersyukur dan memuji kepadaMu, untuk itu bagaimana jika ia diberi cobaan? Akankah ia tetap bersyukur dan memuji Engkau?”

Allah berfirman, “Pergilah, aku sudah memberikan kekuasaan padamu untuk menguasai hartanya (Ayyub).”

Maka iblis mengumpulkan bala tentaranya yakni setan dan jin. Iblis berkata pada balanya, “Aku telah menguasai dan memegang kekuasaan atas harta Ayyub.” Iblis kembali berkata pada ifrit, ifrit adalah salah satu bala tentaranya, “Pergilah dan datangilah unta dan penggembalanya, dan bakarlah semuanya.”

Lalu iblis mendatangi Nabi Ayyub, kala itu Nabi Ayyub tengah melaksanakan shalat. Iblis berkata pada Nabi Ayyub, “Kebakaran telah menghanguskan untamu beserta penggembalanya.”

Lalu Nabi Ayyub menjawab,  “Alhamdulillah, Allah adalah Dzat yang memberiku unta, dan Allah juga yang akan mengambilnya.”

Mendengar jawaban Nabi Ayyub yang sama sekali tidak mempermasalahkan hangusnya unta dan penggembalanya, membuat iblis berkeinginan melakukan hal yang sama pada ternak Nabi Ayyub yang lain, yakni kambing Nabi Ayyub beserta penggembalanya. Tak sampai di situ, iblis kembali menghadap Nabi Ayyub dan berkata, “Angin telah memporak-porandakan tanaman milikmu.” Maka seketika Nabi Ayyub memuji kepada Allah.

Akhirnya, iblis yang geram pun kembali menghadap Allah dan berkata, “Semoga Engkau menguasakan kepadaku atas anak-anak Nabi Ayyub” lalu Allah berfirman kepada iblis, “Pergilah, Aku telah memberikan kekuasaan padamu atas anak-anak Nabi Ayyub.”

Seketika itu, kedaton yang sedang ditempati anak-anak Nabi Ayyub porak-poranda dan roboh, maka seluruh anak Nabi Ayyub meninggal. Iblis lalu mendatangi Nabi Ayyub dan memberikan kabar bahwa anak-anaknya meninggal, Nabi Ayyub pun beristighfar.

Lalu iblis berkata di hadapan Allah, “Semoga Engkau memberikan kekuasaan padaku atas jasad Nabi Ayyub.” Iblis yang terlanjur hasad tidak akan berhenti sebelum Nabi Ayyub benar-benar sudah tidak memiliki apa pun, bahkan yang diinginkannya adalah hilangnya ketaatan dan iman Nabi Ayyub setelah kehilangan seluruh harta benda dan anak serta ternak dan lain sebagainya.

Allah berfirman “Aku memberikan kekuasaan padamu atas jasad Nabi Ayyub kecuali hati, lisan, dan akalnya.” Iblis segera bergegas menuju tempat Nabi Ayyub berada, ia melihat Nabi Ayyub sedang bersujud. Maka ia datangi Nabi Ayyub ke arah depan dan meniupkan sesuatu dari lubang hidung Nabi Ayyub. Hanya dengan satu tiupan, jasad Nabi Ayyub terbakar api dan terkena penyakit gatal.

Nabi Ayyub menggaruk jasadnya dengan kuku, tak lama kuku kukunya juga ikut rontok. Beliau lantas menggaruk jasadnya dengan kain kasar, serpihan genting atau batu. Beliau tiada henti menggaruk jasadnya hingga terdapat banyak luka, tak lama jasad beliau mengeluarkan bau. Penduduk desa pun mengasingkan beliau dan membuatkan gubuk untuk beliau tinggal, dan seluruh masyarakat menjauhi beliau kecuali istrinya yang bernama Rohmah. Sang istri dengan setia melayani Nabi Ayyub dan mengantarkan makanan dan keperluan lainnya.

Begitu agung derajat seseorang yang sabar, bahkan Nabi Muhammad bersabda bahwa orang yang sabar menghadapi perangai buruk istrinya, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala sabarnya Nabi Ayyub. Padahal jika diserupakan, pasti akan sangat jauh. Namun, Allah yang Maha Kuasa menjadikan teladan baik bagi kita semua melalui kekasih-Nya yang amat taat dan tekun beribadah.

Bagi Nabi Ayyub, harta dan kekayaan hanyalah titipan, Allah Yang Maha Esa Maha Pemurah memberikan atau tidak kepada hamba-Nya, jika kita di beri kelebihan, maka kita harus bersyukur. Namun jika Allah memberikan kita kekurangan atau ujian, jalani dengan baik dan sabar, serta berdoalah dengan sebaik-baiknya doa kepada Allah SWT.

Baca Juga: Belajar Setia dari Siti Rahmah Istri Nabi Ayyub AS

*Santri putri pondok pesantren Al Husna Payaman Magelang.