Suatu hari Cak Jahlun dan Paijo pergi ke kota mengendarai motor. Kali ini, Cak Jahlun di depan. Setelah selesai belanja keperluan masing-masing, merekapun kembali ke pondok. Sebelum sampai di tempat tujuan, tiba-tiba motor mereka mati. Cak Jahlun mencoba menghidupkannya kembali. Namun tidak juga berhasil. Akhirnya Paijo turun. Cak Jahlun mencoba menghidupkan motor lagi dan kali ini berhasil. Motorpun hidup. Karena khawatir motornya mati lagi, Cak Jahlun buru-buru tancap gas menuju pondok.

Setibanya di pondok, Cak Jahlun langsung ke kamar menaruh barang belanjaan. Namun dia heran karena barang belanjaannya ada yang kurang. “Kok bisa kurang ya!!!” pikirnya. Setelah diingat-ingat, dia baru sadar bahwa barang belanjaannya ada yang dititpkan kepada Paijo.

Cak Jahlun lalu pergi mencari Paijo. ”Jo.. Paijo!” panggilnya. Tapi Paijo tak kunjung ketemu. Setelah agak lama mencari, tiba-tiba Paijo datang dengan muka masam seperti menahan sedih. “Ada apa Jo?” tanya Cak Jahlun heran.

“Sampeyan tega…Sampeyan tega…” jawab Paijo sesengukan.

“Emang kenapa?” Cak Jahlun penasaran.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Saya sampeyan tinggal di kota dan harus jalan kaki 2 kilo sampai kaki saya lecet-lecet.” Jawab Paijo sedih.

Cak Jahlun: ”Loh…..?!#@^&*(()(&@!%”. [F@R]