Oleh: Almara Sukma Putri*
Cinta merupakan sebuah fitrah yang telah melekat di dalam benak manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. Cinta sendiri melahirkan reaksi aktif yang dilakukan manusia berupa pengorbanan, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan yang dicintai itu. Cinta juga bisa bermakna ketertarikan atau keterpikatan antara laki-laki dan perempuan.
Secara umum, rasa cinta diungkapkan laki-laki kepada perempuan. Mungkin jarang dari pihak perempuan mengungkapkan perasaannya kepada laki-laki. Apabila perempuan mencintai seseorang, biasanya ia hanya memendamnya dalam hati, dan berharap semoga laki-laki yang ia cintai peka terhadap perasaannya. Ia lebih memilih menahan rasa sakit daripada ia harus menanggung malu karena mengungkapkannya.
حدثنا على بن عبدالله حدثنا مرحومقال: سمعت ثابتا البنانى قال: كنت عند عنس وعنده ابنةله، قال انس: جاءت امراة الى رسول الله صلى الله عليه وسلم، تعرض عليه نفسها، قالت: يارسول الله! الك بى حاجة؟ فقالت بنت انس: مااقل حياءها, واسواتاه. قال: هى خير منك, رغبت فى النبى صلى الله عليه وسلم فعرضت عليه نفسها. رواه البخارى5120.
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah, telah menceritakan kepada kami Marhum bin Abdul Aziz bin Mihran, ia berkata: Aku mendengar Tsabit al Bunani berkata; Aku pernah berada di tempat Anas, sedang ia memiliki anak wanita. Anas berkata: “Ada seseorang wanita datang kepada Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam lalu menghibahkan dirinya kepada beliau”. Wanita itu berkata: “Wahai Rasulullah adakah anda berhasrat padaku? Lalu anak wanita Anas pun berkomentar: Alangkah sedikit rasa malunya, Anas berkata: “Wanita itu lebih baik daripada kamu, sebab ia suka kepada Nabi Shallallau ‘alaihi wasallam, hingga ia menghibahkan dirinya kepada beliau.”
Dari hadist diatas dijelaskan bahwasannya bukan hanya laki-laki yang boleh mengungkapkan dan mengutarakan rasa, wanita pun diperbolehkan untuk mengungkapkan dan mengutarakan perasaannya kepada seorang laki-laki untuk dinikahi laki-laki pilihannya tersebut.
Seseorang baik laki-laki maupun wanita boleh mengungkapkan perasaannya apabila mereka mencinta karena Allah bukan karena tujuan mengikuti hawa nafsu. Cinta karena Allah berarti merupakan cinta yang penuh keseriusan dalam rangka mengajak menjalin ikatan yang sah dimata agama. Sedangkan cinta karena mengikuti hawa nafsu adalah cinta yang tidak ada keseriusan di dalamnya, ia hanya bersenang-senang dengan orang yang dicintai tanpa mengajaknya untuk menjalin ikatan yang serius.
Kecintaan seorang muslim kepada muslim yang lainnya, sangat dianjurkan sebagai bentuk ajaran keislaman. Rasa cinta juga bisa merubah seseorang menjadi yang lebih baik. Ia akan menerima dan melaksanakan nasihat orang yang ia cintai.
Islam juga memandang bahwa mengungkapkan rasa kepada lawan jenis terutama kepada yang bukan mahram dengan tujuan selain Allah dilarang. Mengapa demikian? Sebab dari hal tersebut bisa mengarah kepada perbuatan dosa dan yang lainnya. Sebagaimana sabda Rasulullah: “Aku tidak meninggalkan satu fitnah pun yang lebih membahayakan para lelaki selain fitnah wanita.” (HR. Bukhari: 5096 dan Muslim: 2740)
*Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Jombang.