Gus Sholah silaturahmi ke kediaman kiai Syukri di Bantul Yogyakarta, Rabu (14/8/19). (Foto: Aros)

Tebuireng.online– Hubungan NU dan Muhammadiyah dulu memang cukup tegang. Namun, kini hal itu sepertinya harus dipendam dalam-dalam karena tidak substansial dalam perjuangan kedua ormas.

Hal itu yang ingin disampaikan dengan pertemuan dua tokoh lintas ormas, Cucu Pendiri NU, Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari, KH. Salahuddin Wahid dan cucu ketua umum terlama PP Muhammadiyah, KH. AR. Fachruddin, KH. Syukriyanto AR.

Gus Sholah berkunjung ke kediaman Kiai Syukri di Bantul Yogyakarta pada Rabu (14/8/19). Kedua tokoh ini bertukar cerita dan kisah soal NU dan Muhammadiyah.

Kiai Syukri menjelaskan soal mekanisme pemilihan Ketum PP Muhammadiyah dengam metode penjaringan, begitu juga Gus Sholah soal pemilihan Ketum PBNU yang semrawut.

“Memange sae niku Kiai, Muhammadiyah. Sampai tidak mau-mau gitu ya (dalam pemilihan ketua),” ujar Gus Sholah mendengarkan cerita Kiai Syukri.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Kiai Mas Mansyur dan Pak Sutan Mansyur itu juga terpilih karena yang terpilih di muktamar tidak bersedia,” kata Kiai Syukri disambut decak heran dari Gus Sholah karena sangat berbeda dengan PBNU yang sekarang seperti partak politik.

Jelang Maghrib Gus Sholah dan Ibu Nyai Farida pamitan pulang ke Jakarta. Sebelumnya Gus Sholah juga bersilaturahmi ke Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nasir.

Pewarta: Abror Rosyidin

Publisher: RZ