Sebuah ilustrasi: playing victim (calakpendidikan)

Dalam keseharian saat kamu berinteraksi dengan orang-orang, pasti kamu pernah mendengar istilah playing victim, atau malah justru kamu pernah bertemu orang-orang yang memiliki perilaku playing victim. Atau bisa jadi pula kamu berada di lingkungan orang-orang yang memiliki perilaku tersebut namun kamu tidak menyadarinya.

Lantas, apa makna dari playing victim itu? Seberapa bahayanya orang yang memiliki perilaku ini? Mari simak penjelasan berikut untuk mengenali lebih mendalam tentang apa makna Playing Victim itu sebenarnya, serta bahaya yang ditimbulkan dari perilaku tersebut.

Sebenarnya playing victim bukanlah hal baru yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Namun belakangan ini, istilah playing victim menjadi populer di media sosial, terutama pada kalangan anak-anak muda. Perilaku playing victim tergolong dalam salah satu sikap manipulatif. Playing victim pada dasarnya merupakan salah satu bentuk penyimpangan yang berkaitan dengan pola pikir dan keadaan psikologis seseorang.

Playing victim secara etimologi berasal dari bahasa Inggris, yang tersusun atas dua kata yaitu playing dan victim. Playing memiliki arti bermain, sedangkan victim berarti korban. Maka, dari sini playing victim dapat kita artikan dengan bermain sebagai korban, yakni seseorang yang bersikap seakan-akan adalah korban dengan mengutarakan berbagai pendapat untuk mendapatkan justifikasi di hadapan orang lain.

Baca Juga: Rehabilitasi Mental dengan Metode Tasawuf

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Mengutip jurnal dari Psychologi and Behavioral Science International Journal berjudul “Playing Victim A Psychological Perspective” oleh Stephan F. Myler, Playing Victim merupakan perilaku menuduhkan kesalahannya kepada orang yang tidak bersalah, menempatkan dirinya berada dalam posisi korban, memanipulasi orang lain, dan membuat orang lain menjadi lebih empati terhadapnya.

Dalam kondisi ini, Playing Victim mengacu pada tindakan dan ciri-ciri seseorang yang bertindak seperti korban lalu menyalahkan orang lain, itulah sebabnya istilah Playing Victim sering dimaknai dengan arti yang negatif bagi pengguna media sosial.

Adapun prilaku Playing Victim yang dilakukan oleh beberapa orang yang ada disekitar kita ini tidaklah muncul secara tiba-tiba. Dapat dipastikan adanya alasan atau penyebab orang itu melakukan playing victim, baik itu disadari maupun tidak disadari oleh orang itu. Faktor penyebab pelaku yang melakukan playing victim berbeda-beda, diantaranya:

Adanya sifat narsistik dan gangguan kepribadian manipulasi

Orang yang haus perhatian atau yang biasa kita sebut narsis adalah kemungkinan besar pendorong seseorang untuk melakukan playing victim. Begitupun juga dengan orang yang memiliki kepribadian manipulasi, Karena mereka menggunakan sifat korbannya dari sifat tersebut untuk memanipulasi orang lain demi mendapatkan perhatian, simpati, dan kasih sayang. Dari keinginan untuk mendapatkan perhatian orang lain itulah dapat menjadi pemicunya playing victim.

Adanya sifat iri terhadap pencapaian orang lain

Orang yang memiliki sifat iri terhadap orang-orang sukses, sifat iri terhadap orang-orang yang lebih sukses dari dirinya, atau terus-terusan menyimpan rasa dendam bisa berujung pada perilaku playing victim. Orang yang membenci kesuksesan orang lain akan memanfaatkan orang lain ketika ada kesempatan, dan kesalahan yang dilakukannya dapat mencoreng reputasi orang lain.

Adanya trauma masa kecil

Seseorang yang mengalami trauma mendalam di masa kecil. Biasanya dalam masa kecilnya, Ia sering dikritik atau bahkan dibully oleh orang-orang terdekatnya, sehingga pada waktu remajanya ia berperan sebagai korban untuk membela diri atau yang biasa kita sebut dengan playing victim. Hal ini terjadi karena stres di masa lalu yang mengubah pemikirannya.

Pengalaman dikecewakan orang lain

Jika ada seseorang yang pernah dikecewakan oleh orang lain, perilaku playing victim bisa saja terjadi jika orang tersebut berulang kali dikhianati. Orang yang telah dikhianati dan dikecewakan sulit  mempercayai orang lain. Oleh karena itu, ia merasa menjadi korban dan merasa ada yang melakukan kesalahan, jadi dia menyalahkan orang lain atau yang kerap kita sebut dengan playing victim.

Nah, itulah beberapa hal yang harus kamu ketahui tentang Playing victim dan tentang apa saja faktor pemicunya. Perlu diingat bahwa, Playing Victim memiliki dampak yang buruk, tak hanya kepada diri sendiri, namun juga kepada orang lain. Bagi mereka yang kerap mendapat perlakukan tidak adil dari pelaku playing victim, tentu tak akan segan untuk menjauhi orang tersebut. Apalagi jika pelaku memiliki sikap keras kepala dan tak mau bertanggung jawab sama sekali atas kesalahan yang diperbuat, segera pergi dan jauhi orang yang memiliki sifat itu.



Penulis: Ara

Pegiat Literasi di Sanggar Kapoedang