Oleh : KH. Fahmi Amrullah Hadzik
اَلْحَمْدُ لِلّهِ . نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ . وَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَ اَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّابَعْدُهُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَي اللهِ . اِتَّقُوْ اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah. Haqqa tuqaatih, dengan sebenar-benar takwa. Menjalankan perintah, meninggalkan larangan-Nya, dan janganlah sekali-kali kita meninggalkan dunia ini kecuali dalam keadaan beragama Islam dan khusnul khatimah.
Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Dikisahkan, suatu hari Winston Churchill, perdana menteri Inggris yang terkenal pada perang dunia ke-2 (walaupun gagal menaklukkan Turki tapi dianggap sebagai pahlawan) sedang berdiri di samping sebuah kolam. Ia dikelilingi oleh ahli-ahli strategi perang Eropa dan beberapa orang prajurit. Ketika itu, ia memerintahkan salah seorang prajurit untuk menangkap ikan yang ada di kolam. Maka, tampillah seorang prajurit berusaha menangkap ikan yang ada di dalam kolam. Tetapi walaupun sudah berusaha dengan keras, ikan ini ternyata selalu berhasil lolos dan tidak bisa ditangkap oleh prajurit tersebut.
Setelah sekian lama berusaha dan tampak prajurit itu kelelahan, maka Churchill pun berdiri kemudian ia berkata, “Ikan ini tidak bisa ditangkap selama dia berada di air. Sekarang, keringkan kolamnya”. Maka prajurit tersebut mengambil sebuah timba dan pelan-pelan dia keringkan kolam itu dengan cara mengurasnya. Setelah butuh waktu cukup lama, kolampun berhasil dikeringkan dan ikan itu pun menggelepar-gelepar. Dengan mudah bisa ditangkap.
Kemudian Churchill pun berkata, “Kita tidak akan mampu mengalahkan umat Islam yang mengamalkan ajaran-ajaran agamanya dengan baik. Yang mengamalkan al-Quran dan as-Sunnah. Yang mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi cintanya kepada dunia. Bahkan melebihi cintanya terhadap diri sendiri, dan menjadikan syahid sebagai impiannya”.
“Tetapi untuk menghancurkan umat Islam, mudah. Keringkan dulu imannya. Jauhkan mereka dari Allah, dari Rasulullah. Jauhkan mereka dari al-Quran dan as-Sunnah. Jauhkan mereka dari masjid, dari majlis-majlis taklim. Muslim yang jauh dari Allah, dari Sunnah, jauh dari al-Quran, jauh dari shalat, jauh dari majlis-majlis taklim adalah ibarat ikan yang menggelepar-gelepar di kolam yang kering dan dengan mudah akan bisa kita kalahkan.”
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Kita tidak tahu apakah yang diucapkan Churchill ini sudah terjadi saat ini. Umat Islam jumlahnya cukup banyak, di dunia kurang lebih 1,5 miliar. Di Indonesia ini kurang lebih 200 juta. Tetapi jumlah yang banyak tidak diimbangi dengan kualitas umat yang bagus. Jumlah yang banyak, hanya sedikit yang mengamalkan ajaran-ajaran agamanya dengan baik.
Bahkan Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
سَيَأْتِيَ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لا يَبْقَى مِنَ الإِسْلامِ إِلا اسْمُهُ , وَلا مِنَ الْقُرْآنِ إِلا رَسْمُهُ
Kelak akan datang satu zaman, dimana tidak tersisa Islam kecuali hanya namanya. Artinya umat Islam yang banyak tapi mereka lemah. Lembah di bidang ekonomi, politik, budaya, dan di bidang-bidang yang lain. Wa la min al-Quran illa rasmuhu, dan al-Quran hanya sekedar menjadi bacaan tanpa pernah diamalkan.
Maka Rasulullah mengibaratkan umat Islam ini seperti hidangan yang siap disantap oleh orang-orang yang mengelilinginya. Para sahabat bertanya, “Apakah karena jumlah kami yang sedikit pada waktu itu, Ya Rasul?”. Rasulullah menjawab, “Justru jumlahmu amat banyak, tetapi mereka dihinggapi penyakit wahn”. Para sahabat bertanya, “Apa penyakit wahn itu, Ya Rasulullah?”. “Penyakit wahn itu hubbu al-dunya wa karahiyatu al-maut. Mencintai dunia dan takut mati.”
Maka umat Islam yang lemah di bidang ekonomi, di bidang apapun, sementara ekonomi dikuasai oleh orang-orang non-muslim kemudian ini menjadi sesuatu yang dimanfaatkan. Bukan hanya orang-orang awamnya, orang-orang alimnya pun berebut dunia. Apa yang mereka butuhkan, diberikan dana kebutuhan hidupnya, dikasih jabatan. Jadilah mereka manut dan nurut kepada yang memberinya. Mereka tidak lagi takut kepada Allah.
الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِن دِينِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ
Pada hari ini orang kafir itu berputus asa atas agamamu. Maka jangan takut kepada mereka tapi takutlah kepadaKu. Takutlah kepada Allah.
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Mencari orang yang takut kepada Allah sekarang ini, susah. Kalau kita tidak takut kepada Allah, bagaimana Allah akan menolong kita? Padahal kita adalah kaum yang lemah. Dan Allah akan menolong kita sebagaimana Allah menolong umat Islam ketika perang Badar.
Sebagaimana disebutkan dalam surah Ali Imran ayat 123:
وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ بِبَدْرٍ وَأَنْتُمْ أَذِلَّةٌ ۖ فَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Dan sungguh Allah telah menolong kamu pada perang Badar padahal kamu adalah orang-orang yang lemah. Maka bertakwalah kepada Allah agar kamu menjadi orang-orang bersyukur.
Bagaimana Allah akan menolong kita, jika kita tidak takut kepada Allah dan jauh dari Allah. Takut kehilangan dunia dan jabatan.
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Maka hendaknya kita menjadi muslim yang kuat. Muslim yang dho’if itu yang lebih mencintai (dunia). Janganlah menjadi bersifat lemah.
وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Janganlah kamu bersikap lemah, janganlah pula bersedih. Padahal kamu lebih tinggi derajatnya seandainya kamu adalah orang-orang yang beriman.
Tetapi ketika iman sudah kering dalam diri kita maka kita akan bersikap lemah terhadap musuh-musuh kita. Memperjuangkan kebenaran dan keadilan itu bukan hal gampang, tapi membutuhkan proses yang tidak mudah. Semoga Indonesia ini dilimpahi pemimpin-pemimpin jujur, amanah, dan mampu merawat Indonesia ini menjadi baldatun thoyyibun wa rabbun ghofur, aman dan damai sejahtera dan senantiasa mendapatkan ampunan dari Allah subhanahu wa ta’ala. Semoga bermanfaat khususnya bagi diri saya sendiri dan umumnya bagi para jamaah.
إِنَّ أَحْسَنَ الْكَلَامِ كَلَامُ اللهِ الْمَلِكِ الْمَنَّانِ وَبِالْقَوْلِ يَهْتَدُ الْمُرْتَضُوْنَ . مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسآءَ فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيْدِ . بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأٓيَةِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِوَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَاسْتَغْفِرُوْا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Pentranskip: MSA