Sumber gambar: www.google.com

Oleh: Rafiqatul Anisah*

القناعة هي الرضى باليسير من العطاء [ كفاية الأتقياء : ١٨

“Rela menerima pemberian walaupun sedikit.”

Qona’ah adalah salah satu thoriqot para wali untuk wushul kepada Allah. Menurut buku yang disusun oleh KH. Moch. Jamaluddin Ahmad, qona’ah merupakan wasiat yang kedua dari sembilan wasiat para guru thoriqot yang diamalkan; at- Taubah, al-Qona’ah, az- Zuhdu, mempelajari Ilmu Syar’i, menjaga sunan dan adab, tawakal, al-Ikhlas, al-Uzlah, dan menjaga waktu.

Selalu merasa cukup atas segala pemberian Allah SWT makna sederhana dari qona’ah. Pelaksanaan qona’ah ialah meninggalkan segala sesuatu yang disenangi nafsu dengan serba mewah, seperti : makanan, pakaian, tempat tinggal dan semua perabotan rumah.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Kemudian pelaksanaan yang kedua yaitu rela menerima pemberian Allah yang hanya sedikit. Seperti makanan sekadar hanya untuk menghilangkan lapar, pakaian sekedar untuk menutup aurat, dan rumah sekedar untuk menolak panas dan hujan.

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah apabila mencintai hamba-Nya, maka Allah memberi rizkinya pas-pasan.”

Hadits tersebut bermakna bahwa rezeki yang diberikan oleh Allah sekadar cukup untuk kebutuhannya, tidak lebih dan tidak kurang, karena apabila lebih maka dapat berakibat durhaka, dan apabila kurang maka akan berakibat merasa susah (sedih).

Sahal bin Abdillah At-Tustari r.a berkata dalam kitab Kifayatul Atqiya’:

إجتمع الخير كله في أربع خصال ربها صار الأبدال أبدالا، إخماص البطون والصمت والخلوة والسهر

Semua kebajikan terkumpul dalam empat hal, dan dengan empat hal itu para wali menjadi wali Abdal: 1. Perut yang lapar 2. Diam (tidak membicarakan hal yang tidak berfaedah) 3. Menyendiri 4. Terjaga di malam hari.

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa orang yang qana’ah akan terhindar dari sifat-sifat yang tercela, meliputi; rakus kepada dunia (الحرص) , mengharapkan pemberian orang lain (الطمع), dengki kepada orang lain yang mendapat kenikmatan Allah ( الحسد), tidak sabar apabila ditakdirkan Allah mendapatkan rezeki hanya sedikit (عدم الصبر الفقر), selalu ingin memiliki hal-hal mewah (الشهوة), berbuat kedzoliman dan kejahatan (المظلمة), dan lain-lain.

Sumber: Buku “Jalan Menuju Allah” Karya KH. Moch Jamaluddin Ahmad.

*Mahasantri Mahad Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang.