Saling menasihati.
Ilustrasi: iniceritainspiratif.blogspot.com

Oleh: Silmi Adawiyah*

Menasehati orang lain adalah perbuatan terpuji, jika benar pelaksanaannya. Tidak dengan cara yang menyakitkan atau menjerumuskan ke jurang yang lebih dalam. Layaknya Imam Nawawi menyebutkan dalam Syarah Shahih Muslim bahwa menasihati sesama muslim itu tidak dengan menyakiti, namun menolong mereka dengan perkataan, perbuatan, serta menghilangkan mereka dari bahaya dan memberikan manfaat.

Menasihati orang lain bukan berarti kita yang lebih baik dari orang tersebut, melainkan bukti cinta kita terhadap sesama muslim, yaitu menginginkan kebaikan selalu menyertainya. Dalam sebuah hadis disebutkan:

عن أنس – رضي الله عنه – ، عن النَّبيّ – صلى الله عليه وسلم – ، قَالَ : ( لا يُؤمِنُ أحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحبُّ لِنَفْسِهِ )

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Tidaklah sempurna iman seseorang di antara kalian sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”  

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dengan begitu, menasihati orang lain juga tentunya harus disertai dengan cinta. Disebutkan dalam kitab “Risalah Mua’awanah” bahwa menasihati orang lain itu bisa dilakukan di tempat yang sepi, sehingga tidak terkesan membuatnya malu di depan banyak orang. Selanjutnya nasihati lah dengan kalimat yang lembut, namun mudah dipahami dan mengena di hati. Dalam QS Thaha ayat 44:

فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ

“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.”

Selanjutnya, jika orang tersebut bertanya perihal siapa yang memberitahu padamu perihal perbuatan yang ia lakukan, maka seyogyanya tidak menjawabnya. Karena hal itu khawatir menimbulkan permusuhan diantaranya. Tidak cukup sampai disitu, jika nasihat mu diterima dengan baik oleh orang tersebut, maka cukup pujilah Allah dan bersyukur pada-Nya. Namun jika tidak, maka kembalikan nasihat tersebut kepada diri kita sendiri. Bukan kecewa atau malah marah kepadanya. Karena sejatinya agama adalah nasihat. Sebagaimana hadis dibawah ini:

عن أَبي رُقَيَّةَ تَمِيم بن أوس الداريِّ – رضي الله عنه – : أنَّ النَّبيّ – صلى الله عليه وسلم – ، قَالَ : (( الدِّينُ النَّصِيحةُ )) قلنا : لِمَنْ ؟ قَالَ :  لِلهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلأئِمَّةِ المُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِم

Dari Abu Ruqoyyah Tamim bin Aus Ad Daari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Agama adalah nasihat.” Kami bertanya, “Untuk siapa?” Beliau menjawab, “Bagi Allah, bagi kitab-Nya, bagi rasul-Nya, bagi pemimpin-pemimpin kaum muslimin serta bagi umat Islam umumnya.”

*Mahasiswa Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.