Oleh: Almara Sukma Prasintia*

Bulan Muharram sendiri merupakan salah satu dari empat bulan yang mulia dalam kalender Hijriyah selain Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Rajab. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis riwayat Imam Bukhari no. 3197:

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ ، حَدَّثَنَا أَيُّوبُ ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ ، عَنِ ابْنِ أَبِي بَكْرَةَ ، عَنْ أَبِي بَكْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ” الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ : ذُو الْقَعْدَةِ، وَذُو الْحِجَّةِ، وَالْمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ “.

Artinya : “Sesungguhnya zaman ini telah berjalan (berputar), sebagaimana perjalanan awalnya ketika Allah menciptakan langit dan bumi, yang mana satu tahun ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram, tiga bulan yang (letaknya) berurutan, yaitu Dzulkaidah, Dzulhijah, dan Muharam. Kemudian Rajab yang berada di antara Jumadil (Akhir) dan Syaban.”

Hari Asyura adalah nama yang digunakan untuk menyebut tanggal ke-10 pada bulan Muharram dalam kalender Hijriyah. Hari Asyura mempunyai banyak keistimewaan di antaranya adalah:

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online
  1. Diciptakannya Nabi Adam As. Di dalam surga
  2. Diterimanya taubatu Nabi Adama As. Di dalam surga
  3. Naik dan sejajarnya perahu Nabi Nuh As. Dengan bukit Juudy
  4. Terbelahnya laut untuk Nabi Musa As.
  5. Tenggelamnya Fir’aun di dasar laut
  6. Dikeluarkannya Nabi Yunus As. Dari perut ikan
  7. Dikeluarkannya Nabi Yusuf As. Dari sumur
  8. Diterimanya taubat umat Nabi Yunus As.
  9. Dilahirkannya Nabi Ibrahim As.
  10. Selamatnya Nabi Ibrahim As. Dari api
  11. Dilahirkannya Nabi Isa As.
  12. Diangkatnya Nabi Isa As ke langit
  13. Dikembalikannya penglihatan Nabi Ya’qub As.
  14. Dihilangkannya madlorot(kesusahan) yang mendera Nabi Ayyub As.
  15. Diampuninya Nabi Dawud As.

Prof. Dr. KH. Abdul Ghofur menjelaskan bahwa banyak amalan yang bisa dilakukan di hari Asyura. Di antaranya: Berpuasa Asyura, mandi, shalat sunnah, membaca surat Al-Ikhlas 1000 kali, memotong kuku, bercelak, mengunjungi orang alim, menyambung tali silaturahmi, menjenguk orang sakit, mengusap kepala anak yatim, bersedekah dan membahagiakan keluarga.

Selain itu juga dianjurkan membaca dzikir:

70xحَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ اْلوَكِيْلُ نِعْمَ اْلمَوْلَى وَنِعْمَ اْلنَصِيْرُ   

Barang siapa pada hari Asyuro membaca kalimat tersebut sebanyak 70 kali, maka Allah akan menjaganya dari keburukan tahun ini.

Kemudian sebagian dari amalan yang disunnahkan pada hari asyuro setelah membaca dzikir di atas dilanjutkan dengan membaca doa:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
سُبْحَانَ اللهِ مِلْءَ الْمِيْزَانِ وَ مُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وزِنَةَ الْعَرْشِ، وَالْحَمْدُ لِلهِ مِلْءَ الْمِيْزَانِ وَ مُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وزِنَةَ الْعَرْشِ، ولاَ إلٰهَ إلاّ اللهُ مِلْءَ الْمِيْزَانِ وَ مُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وزِنَةَ الْعَرْشِ لَا مَلْجَأَ و لَا مَنْحَأَ مِنَ اللهِ إِلّا إِلَيْهِ، سُبْحَانَ اللهِ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوَتْرِ وَ عَددَ كَلمَاتِ اللهِ التَامَّاتِ كُلِّهَا، وَالْحَمْدُ لِلهِ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوَتْرِ وَ عَددَ كَلمَاتِ اللهِ التَامَّاتِ كُلِّهَا، وَاللهُ اَكْبَرُ عَدَدَ الشَّفْعِ وَ الْوَتْرِ وَ عَددَ كَلمَاتِ اللهِ التَامَّاتِ كُلِّهَا، أَسْأَلُكَ السّلَامةَ بِرَحْمتِكَ يَا اَرحَمَ الرَّاحِميْنَ، وَ لاحَوْلَ وَ لا قُوّةَ إِلّاَ بِاللهِ الْعَلِّى الْعَظِيْمِ، وَ صلَّى اللهُ عَلىَ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ أصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ[1]

Artinya: “Maha Suci Allah seberat timbangan, sesempurna ilmu, sepenuh keridhaan dan timbangan ‘arsy. Segala puji bagi Allah seberat timbangan, sesempurna ilmu, sepenuh keridhaan dan timbangan ‘arsy. Maha Besar Allah seberat timbangan, sesempurna ilmu, sepenuh keridhaan dan timbangan ‘arsy. Tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari Allah, kecuali hanya kepada-Nya. Maha Suci Allah sebanyak bilangan genap dan ganjil, dan sebanyak kalimat Allah yang sempurna. Segala Puji bagi Allah sebanyak bilangan genap dan ganjil, dan sebanyak kalimat Allah yang sempurna.Maha Besar Allah sebanyak bilangan genap dan ganjil, dan sebanyak kalimat Allah yang sempurna. Kami memohon keselamatan dengan rahmat-Mu wahai Dzat Yang Paling Penyayang diantara semua yang penyayang. Dan tiada daya upaya dan kekuatan, kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.

Do’a ini dibaca 7 kali. Semoga rahmat Allah tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad dan keluarganya. Dan semoga kita semua diberikan kesehatan oleh Allah sehingga bisa melaksanakan ibadah wajib dan ibadah sunnah.


[1] Majmu’ Kubro Ma’had Ulumi syar’iyati Sunan Drajat, hal. 315


*Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari