hasyimasyari003Ibnu Hajar al Asqalani rahimahullah dalam kitab Fathul Bari mencantumkan sebuah hadis yang menyatakan:

يَقْبِض اللَّه الْعُلَمَاء ، وَيَقْبِض الْعِلْم مَعَهُمْ ، فَتَنْشَأ أَحْدَاث يَنْزُو بَعْضهمْ عَلَى بَعْض نَزْو الْعِير عَلَى الْعِير ، وَيَكُونُ الشَّيْخ فِيهِمْ مُسْتَضْعَفًا

Artinya: “Allah akan mewafatkan para ulama dan mengangkat ilmu bersama mereka. Kemudian muncullah anak-anak muda yang sebagian dari mereka melompati sebagian yang lain sebagaimana keledai liar melompati keledai yang lain, dan orang tua di antara mereka tidak berdaya.”

Abu Umamah ra menceritakan bahwa pada waktu haji wada’ Rasulullah SAW berdiri di atas unta putih lalu bersabda, “Wahai manusia, ambillah ilmu sebelum dicabut (oleh Allah I) dan sebelum diangkat dari muka bumi. Ingatlah, sesungguhnya hilangnya ilmu itu (bersamaan dengan) matinya para pengembannya.” Seorang badui bertanya: “Ya Rasulullah, bagaimana mungkin ilmu diangkat dari kami, sedangkan di tengah-tengah kami ada banyak mushaf, dan kami telah mempelajari apa yang ada di dalamnya dan mengajarkannya kepada anak-anak, isteri-isteri dan pembantu-pembantu kami?” Rasulullah SAW langsung mengangkat kepala ke arahnya sambil marah. Lalu beliau bersabda: “Ini orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani, di tengah-tengah mereka ada banyak mushaf tetapi mereka tidak mau berpegang pada satu hurufpun dari apa yang telah diajarkan oleh nabi-nabi mereka.”

Ibnu Mas’ud ra mengatakan, “Manusia akan senantiasa bersatu dalam kebaikan sepanjang mereka mendapatkan ilmu dari sahabat-sahabat Nabi SAW yang senior. Apabila mereka mendapatkan ilmu dari sahabat-sahabat Nabi SAW yang yunior dan kepentingan mereka terpecah-belah, mereka pasti binasa.”

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Imam Bukhari dalam kitab Shahihnya meriwayatkan sebuah hadis dari Abu Hurairah ra yang menyatakan bahwa Nabi SAW bersabda:

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِى بِأَخْذِ الْقُرُونِ قَبْلَهَا ، شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ

Artinya:“Tidak akan terjadi Kiamat sampai umatku mengambil apa yang telah diambil oleh umat-umat sebelumnya, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta.”

Lalu beliau ditanya: “Ya Rasulullah, seperti orang-orang Persia dan Romawi?” Beliau menjawab: “Siapa lagi kalau bukan mereka?”

Abu Said al Khudri ra meriwayatkan hadis bahwa Nabi SAW bersabda:

لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ شِبْرًا شِبْرًا ، وَذِرَاعًا ذِرَاعًا حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِي جُحْرِ ضَبٍّ تَبِعْتُمُوهُمْ

Artinya: “Sungguh kalian benar-benar akan mengikuti perilaku orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta. Bahkan seandainya mereka masuk ke dalam lubang biawak, kalian pasti mengikutinya.”

ath Thabrani meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud ra bahwa Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ أَوَّلَ هَذِهِ الأُمَّةِ خِيَارُهُمْ، وَآخِرَهُمْ شِرَارُهُمْ مُخْتَلِفِينَ مُتَفَرِّقِينَ، فَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْتَأْتِهِ مَنِيَّتُهُ وَهُوَ يَأْتِي إِلَى النَّاسِ مَا يُحِبُّ أَنْ يُؤْتَى إِلَيْهِ.

Artinya: “Sesungguhnya generasi awal umat ini adalah orang-orang terbaik mereka dan generasi terakhirnya adalah orang-orang yang terburuk mereka, karena mereka suka berselisih paham dan berpecah-belah. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir hendaklah ia mati dalam kondisi di mana ia datang kepada manusia dengan cara yang ia sukai apabila ia didatangi dengan cara seperti itu.”

Hisyam bin Urwah rahimahullah pernah mendengar ayahnya berkata, “Perkara Bani Israil masih lurus sampai muncul di tengah-tengah mereka orang-orang yang dilahirkan dari keturunan para tawanan perang dari berbagai bangsa. Kemudian mereka memunculkan konsep baru di tengah-tengah mereka yang didasarkan pada rasio dan mereka berhasil menyesatkan Bani Israil.” Menurut Hisyam, ayahnya sering berkata: “Ingatlah Sunnah Nabi SAW. Ingatlah Sunnah Nabi SAW, karena Sunnah Nabi SAW adalah pilar agama.”

Ibnu Wahb meriwayatkan bahwa Ibnu Syihab az Zuhri rahimahullah pernah berkata, “Sesungguhnya orang-orang Yahudi dan Nasrani itu meninggalkan ilmu yang ada di tangan mereka hanya karena menjunjung tinggi rasio dan mengikutinya.”

Al Bukhari dalam kitab Shahihnya meriwayatkan bahwa Urwah ra berkata bahwa Abdullah bin Amr pernah bertemu dengannya ketika menunaikan ibadah haji. Lalu Urwah mendengarnya berkata, ‘Aku pernah mendengar Nabi SAW bersabda:

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْزِعُ الْعِلْمَ بَعْدَ أَنْ أَعْطَاهُمُوهُ انْتِزَاعًا ، وَلَكِنْ يَنْتَزِعُهُ مِنْهُمْ مَعَ قَبْضِ الْعُلَمَاءِ بِعِلْمِهِمْ ، فَيَبْقَى نَاسٌ جُهَّالٌ يُسْتَفْتَوْنَ فَيُفْتُونَ بِرَأْيِهِمْ ، فَيَضِلُّونَ وَيُضِلُّونَ

Artinya:‘Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu begitu saja setelah Dia memberikannya kepada mereka. Akan tetapi Dia akan mencabutnya dari mereka bersamaan dengan mencabut nyawa para ulama bersama ilmunya. Kemudian tinggallah orang-orang bodoh yang dimintai fatwa, lalu mereka memberikan fatwa berdasarkan pendapat pribadi mereka. Maka merekapun tersesat dan menyesatkan’.

Kemudian Urwah menyampaikan hadis itu kepada Aisyah ra, isteri Nabi SAW. Setelah itu Abdullah bin Amr ra kembali menunaikan ibadah haji, lalu Aisyah ra berkata kepada Urwah: “Wahai keponakanku, pergilah ke tempat Abdullah (bin Amr ra) dan mintalah klarifikasi darinya tentang hadis yang kamu ceritakan kepadaku dari dia”. Lalu Sahabat Urwah pun menemui Ibn Umar dan menanyakan hal itu kepadanya. Kemudian Ibnu Umar menyampaikan hadis itu kepadanya sama seperti yang telah yang disampaikan kepada Urwah dahulu. Setelah itu ia menemui Aisyah lagi dan menyampaikan hal itu kepadanya. Lalu Aisyah ra berkata: ‘Demi Allah, Abdullah bin Amr benar-benar menghafalnya”.

Dalam kitab Fathul Bari disebutkan bahwa Masruq meriwayatkan bahwa Ibnu Mas’ud ra berkata: “Tidaklah datang suatu zaman kepada kalian melainkan ia lebih buruk dari zaman yang ada sebelumnya. Sungguh aku tidak menunjuk pemimpin tertentu lebih baik dari pemimpin yang lain, dan aku  pun tidak menunjuk tahun tertentu lebih baik dari tahun yang lain. Akan tetapi para ulama dan fuqaha kalian akan pergi (meninggal dunia), lalu kalian tidak menemukan generasi penerusnya. Kemudian akan datang orang-orang yang mengeluarkan fatwa dalam berbagai perkara berdasarkan akal pikiran mereka sendiri, sehingga mereka mengoyak dan menghancurkan Islam.”


*Disarikan dari Kitab “Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah” Karya Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari