Ilustrasi kebersamaan seorang anak lelaki dan ibunya.

Ibu
Maafkan Anakmu, Buk!

Maaf…
aku tidak bisa merangkai kata
yang berbunga-bunga
untuk, aku tulis buatmu

maaf, buk…
anakmu hanya bisa berkata
“ya” dan “tidak”
di hadapanmu

namun…,
anakmu bisa menghadiahkan
sumber mata air terdalam

yang digali dengan penuh rasa cinta
yang diukir dengan penuh estetika
dan dijaga dengan etika

maafkan, aku, buk!
aku hanya bisa menjadi serbuk kopi
yang engkau seduh
saban pagi.

Bogor, 16 Desember 2024



Kasih Ibu Sepanjang Jalan Pantura
Tidak ada kalimat yang indah
untuk menggambarkan pantura
secara sempurna
karena, pantura itu
terbuat dari kisah, kasih, darah, pengkhianatan, dan cinta

kisah….,
tentang keringat pekerja
yang diperas dan diserap oleh tanah
asalnya sendiri
mengejawantah menjadi jalan
mahakarya pribumi

kasih…,
tentang kasih dan sayang
seorang ibu
yang merelakan anaknya
untuk menggurat memorabilia
di jalan pantura

sisanya….,
darah….
pengkhianatan…
dan cinta….

mengiringi langkah kaki seorang anak
kepada ibu
dalam perjalanan pulang
ke rumah yang penuh rahman dan rahim
dalam pelukan hangat
seorang ibu

Bogor, Desember 2024



Ibu
Saban hari adalah harimu
engkau berjibaku
dengan ruang dan waktu
tanpa mengharap imbalan
dalam bentuk apapun itu

cintamu
melebihi hari-hari di bulan desember
yang diguyur hujan saban waktu
terkadang tak menentu

pengorbananmu
melebihi kertas
dengan isi
kata-kata indah

yang dilukiskan buah hati kepadamu
yang senantiasa engkau baca saban waktu
sebagai pelepas rindu
kepada anakmu
yang tidak pulang-pulang itu

marahmu
bagai sang surya yang menyapa rerumputan
di penghujung tahun
seperti obat

yang diminum
dalam tempo singkat
pahit tak tertahan
sembuh kemudian,

Jumadil Akhir, 1446 H



Penulis: Yogi Abdul Gofur, Santri di Pondok Pesantren Ma’had Aly Raudhatul Muhibbin Bogor (takhassus tasawuf dan tarekatnya).

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online