Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol. Lucky Hermawan meminta agar kiai dan pesantren tetap ikut serta menjaga perdamaian dan persatuan bangsa, hal ini disampaikan saat ia menjadi keynote speaker dalam seminar nasional di Pesantren Tebuireng, Ahad (11/11/18). (Foto: Kopi Ireng)

Tebuireng.online- Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol. Lucky Hermawan, menjadi keynote speaker dalam seminar “Aktualisasi Resolusi Jihad Untuk Persatuan Bangsa Menuju Pemilu Damai” di Pesantren Tebuireng. Dalam kesempatan itu, ia mengungkapkan bahwa Pesantren Tebuireng cepat menangkap dan tanggap membaca situasi dalam berbagai macam permasalahan di negara ini.

“Kalau diberlakukan di semua pondok pesantren Insyaallah, Jawa Timur khususnya jadi barometer umat Islam, maka Jawa Timur benar-benar kondusif, apapun berita-berita yang ada di media sosial, ini terbukti pada peristiwa Garut, masalah kalimat Tauhid, ini hanya provinsi Jawa Timur yang tidak ada, masyarakat atau tokoh ulama, santri turun ke jalan. Ini berkat para ulama-ulama, ini betul-betul bisa menjaga umatnya, sehingga mereka paham dan melakukan tabayyun,” ungkap Kapolda Jatim ini.

Kami sebagai aparat kepolisian, lanjutnya, kita yang sudah turun ke jalan, yang membawa bendera-bendera ataupun yang lainnya, sangat rawan sekali disusupi oleh kelompok-kelompok yang memang saat ini sedang bertempur dalam memenangkan salah satu calonnya. “Insyaallah kalau dengan kekuatan para ulama bersatu tidak akan terjadi hal yang tidak diinginkan,” imbuhnya.

Dalam seminar ini, Kapolda Jatim juga menyampaikan terima kasih kepada masyarakat Jombang, yang sampai saat ini di wilayah Jombang dalam pelaksanaan pemilu kemarin ini sangat kondusif, dan juga berkat doa dari tokoh-tokoh yang ada di sini, di tempat ini juga terlahir tokoh-tokoh besar dari Tebuireng.

Lucky Hermawan juga berharap kepada Gus Sholah sebagai pimpinan Tebuireng sekaligus kiai yang memiliki pengaruh besar untuk umat, agar tetap memberikan masukan-masukan kepada para pemimpin yang ada di Indonesia ini.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Sebagaimana kita ketahui bersama, pemaknaan dari aktualisasi dan resolusi jihad, biasanya akan mencegah terjadinya polarisasi, atau sekat-sekat sosial. Memperkuat semangat kebangsaan, menambah rasa cinta tanah air, integrasi bangsa serta menyejahterakan keberagaman baik suku, agama, ras, dan budaya kita bersama,” ungkapnya.

Kita semua tahu, lanjutnya, betapa beratnya ulama pada masa lalu, yang telah bersusah payah memperjuangkan kemerdekaan di Indonesia. Negara Indonesia pengorbanan para ulama berangkat dari rasa cinta tanah air.

“Saya dua bulan setengah, sudah 22 pondok pesantren yang saya kunjungi, dan kami di sana, bagaimana untuk menciptakan rasa damai, rasa aman, dan alhamdulillah pada detik ini kita masih bisa, kita rasakan sendiri, dengan adanya tidak ikut-ikutan, dengan adanya peristiwa-peristiwa yang terjadi. Ini adalah gagasan mayoritas Islam yang ada di Indonesia, adanya di Jawa Timur,” jelasnya.

Pada kesempatan ini, ungkap Lucky, saya mengapresiasi berpikir “ahlusunnah wal jama’ah” yang menerapkan terutama ilmu fiqh, dengan mengedepankan prinsip moderat, seimbang, dan netral. Oleh sebab itu, melalui acara seminar ini mari kita bersama-sama menjaga keutuhan bangsa ini melalui toleransi sebagaimana sikap toleransi yang diajarkan oleh junjungan kita Rasulullah SAW, dengan saling menghormati perbedaan, tidak mudah terprovokasi, serta mengutamakan dialog/musyawarah dalam mengatasi masalah yang berpotensi negatif selama pesta demokrasi ini.

Dalam kesempatan tersebut, Kapolda Jatim juga berpesan kepada hadirin untuk menyampaikan pada keluarga, lingkungan, tempat kerja, untuk terus saling menjaga persatuan dan perdamian di tengah-tengah permaslaahan-permasalahan yang ada di negera ini.

“Kita selalu mengutamakan setiap ada permasalahan kita bikin diskusi atau “tabayyun”, apa yang harus kita lakukan sehingga masyarakat itu tidak melakukan permasalahan-permasalahan yang buruk,” pungkasnya.

Pewarta: Umdatul Fadhilah

Editor/Publisher: RZ