Ibu adalah madrasah pertama bagi seorang anak.
(sumber gambar: https://parenting77.com)

Oleh: Vevi Alfi Maghfiroh*

“Ibu adalah madrasah pertama bagi anaknya, dan ayah adalah kepala sekolahnya” Ini adalah kalimat yang sangat tepat untuk menggambarkan betapa pentingnya peran kedua orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Keduanya harus bersinergi dalam memberikan pendidikan dan teladan terbaik kepada buah hatinya.

Mayoritas kegagalan moral yang terjadi sesungguhnya berasal dari ketidakmengertian keluarga tentang teori-teori pendidikan dan bagaimana menerapkannya kepada anak. Permasalahan anak sering kali ditangani dengan penanganan dan penyelesaian yang salah sehingga berdampak buruk bagi perkembangan anak.

Begitupula dalam membentuk karakter dan kemandirian pada anak. Sikap-sikap tersebut harus dibiasakan sedini mungkin. Orang tua berperan penting dalam memberikan teladan, mengarahkan, dan mengambil sikap terbaik dalam mendidik dan mengajarkan anak. Berikut tiga tips mendidik anak mandiri,  

Pertama: Mengajarkan Kesederhanaan dan Membiasakannya

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Kemandirian anak terbentuk sesuai dengan bagaimana para orang tua mendidik dan membiasakan anak-anaknya. Dewasa ini, banyak sekali anak yang mudah sekali mendapatkan apa yang ia inginkan. Orang tua memberikan segala sesuatu kepada anak-anaknya tanpa memikirkan sisi lain dari tindakannya tersebut.

Hal ini memang sangat wajar dilakukan oleh para orang tua, namun kasih sayang tidak selamanya diartikan dengan memenuhi semua keinginan anak. Adakalanya orang tua harus mengajarkan nilai kesederhanaan kepada anak agar hidupnya tidak mengandalkan orang tuanya. Jangan biarkan anak tenggelam dalam kemewahan dan kecukupan hidup, tanpa mereka mengetahui bagaimana mencukupi kehidupannya kelak.

Kedua: Memberikan Pelajaran Hidup

Memberikan pelajaran hidup kepada anak adalah bentuk kasih sayang orang tua pada anaknya. Dalam hal ini bukan kemudahan dan kemewahan yang harus disodorkan kepada anak, tetapi biasakan mereka untuk merasakan dan berusaha dalam mendapatkan sesuatu. Contohnya membelikan apa yang ia inginkan setelah ia melakukan suatu pekerjaan sebagai imbalan (reward). Mengapa hal ini harus dilakukan? Karena dalam kemudahan, akal seseorang tidak bisa berkembang, sedangkan dalam kesulitan, seseorang akan menjadi hidup dan kreatif.

Ketiga: Membiasakan Anak Menahan Keinginan

Jika ingin membentuk sikap kemandirian pada anak, orang tua harus bisa membiasakan anak-anaknya untuk belajar menahan keinginan dalam mendapatkan dan membeli sesuatu. Sikap untuk tidak menuruti kemauan ini bertujuan agar anak mudah dikendalikan keinginannya dewasa nanti. Hal ini akan membentuk kemandirian anak sedini mungkin.

Banyak para orang tua yang langsung menuruti apa kemauan anak saat ia menangis dan merengek, sikap ini selalu dianggap bukti kasih sayang orang tua kepada anak. Namun sebaiknya sikap seperti ini harus diganti dengan memberi pengertian dan pemahaman kepada mereka akan hal tersebut.

Para pembaca muslimah! Itulah tiga tips parenting dalam membentuk kemandirian pada anak. Betapa pentingnya para orang tua dan generasi muda membekali diri dengan ilmu pendidikan. Hal berharga yang harus dilakukan agar menghasilkan generasi emas di kemudian hari.

Wallau a’lam bisshawab.  

*Penulis adalah alumnus Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng, saat ini menempuh studi Pascasarjana di IAIN Syehk Nurjati Cirebon.