Santri dan Teknologi. (ilustrasi: to)

Oleh: Sulthoni Agusti Putra*

Di era media digital hari ini, pesatnya arus informasi terkadang tidak terbendung lagi. Semua masyarakat bisa membuat sekaligus menyebarkan informasi, sehingga ada istilah everyone is a publisher. Media Komunikasi yang saat ini mengalami perkembangan pesat, tentunya (harus) diimbangi dengan keahlian atau kemampuan masyarakat dalam mengelolanya. Hal itu meminimalisir kondisi penguasaan media terhadap khalayak. 

Transformasi teknologi komunikasi telah meningkat secara drastis dan tentunya memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap kondisi masyarakat. Dari beberapa tahapan atau fase media komunikasi dari the writing era, the printing era, telecommunication era, interactive communication era, kini telah mencapai era yang telah memudahkan semua pekerjaan manusia. Bahkan isunya kehadiran AI (artificial intelligence) telah banyak memberikan ruang peluang sekaligus ancaman terhadap kaula muda. 

Demikian hal ini juga harus menjadi perhatian kalangan pesantren utamanya santri bagaimana menyikapi kehadiran media digital hari ini. Santri yang tidak hanya memiliki tugas mengaji sudah sepantasnya dilatih untuk memahami atau cakap literasi digital sehingga tidak akan menjadi khalayak yang shock culture atau panik saat nanti turun ke lapangan (lulus dari pesantren). 

Di media massa tepatnya media yang terkonvergensi ke internet, para santri dapat mengakses berbagai konten dari pendidikan hingga hiburan. Mereka dapat mengikuti ceramah, kajian, dan khutbah melalui media sosial yang dimilikinya. Media massa juga memberikan kesempatan bagi santri untuk berbagi pengalaman dan pemikiran mereka melalui media sosial, sehingga memperluas jaringan pertemanan dan koneksi mereka.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Media komunikasi memainkan peran penting dalam membantu para santri menyebarkan pengetahuan, ajaran, dan pesan agama. Melalui media massa, para santri dapat berbagi kutipan-kutipan bijak, nasihat, dan pengetahuan agama kepada khalayak. Dengan adanya media, para santri memiliki kesempatan untuk menginspirasi dan memberikan pemahaman lebih baik tentang ajaran agama yang baik dan benar kepada khalayak umum.

Selain itu, media komunikasi juga memungkinkan bagi para santri  berpartisipasi secara aktif dalam dialog dan diskusi yang berkaitan dengan isu-isu terkini. Dengan mengikuti perkembangan berita dan informasi melalui media, para santri dapat menjadi bagian dari publik dan memberikan persepsi mereka terhadap isi-isu sosial, politik, dan lingkungan yang terjadi di sekitar mereka. Hal ini akan memberikan kontribusi yang berarti dalam menjaga relevansi keilmuan santri dengan perkembangan zaman dan meningkatkan kapasitas mereka dalam berperan aktif di masyarakat. 

Selain sebagai salah satu sarana untuk menyebarkan ajaran dan pesan agama serta berpartisipasi dalam dialog publik, media komunikasi juga dapat menjadi media efektif bagi para santri untuk memperoleh informasi dan pengetahuan baru. Melalui akses yang luas terhadap berbagai sumber informasi, santri dapat meningkatkan pengetahuan mereka tentang berbagai bidang ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, dan masih banyak lagi. Dengan demikian, mereka dapat menjadi santri yang berpengetahuan luas dan mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di dunia.

Namun perlu diingat bahwa penggunaan media komunikasi bagi para santri juga harus disertai dengan pemahaman tentang etika dan nilai-nilai moral yang melekat dalam agama. Santri harus memastikan bahwa penggunaan media komunikasi mereka tetap sejalan dengan nilai-nilai agama dan tidak melanggar etika yang berlaku. 

Selain itu, penggunaan media sosial juga perlu diatur dengan bijak. Santri perlu memahami etika penggunaan media sosial dan menjaga akhlak serta nilai-nilai agama dalam berinteraksi di dunia maya. Penting untuk menghindari konten yang tidak bermanfaat atau berpotensi negatif, seperti perundungan daring atau konten yang bertentangan dengan nilai-nilai agama yang dianut.

Secara keseluruhan, media komunikasi merupakan alat yang kuat dan efektif bagi kalangan santri untuk menghadapi tantangan zaman di era digitalisasi ini. Dengan memahami peran dan pentingnya media komunikasi, para santri terus berinovasi dalam memanfaatkannya untuk menyebarluaskan ajaran agama, berpartisipasi dalam dialog publik, serta meningkatkan pengetahuan mereka. Dengan demikian, mereka akan tetap survive dan tidak tertinggal dalam perkembangan teknologi.

*Mahasiswa KPI Universitas Hasyim Asy’ari.