Tebuireng berduka, adik Gus Dur, Nyai Hj. Aisyah Hamid Baidlowi meninggal dunia pada Kamis (08/03/2018). (Ilustrasi: Hilmi Abdillah)

Tebuireng.online– Tepat di Hari Perempuan Internasional, Pesantren Tebuireng dan Muslimat Nahdlatul Ulama berduka. Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU periode 1995-2000 Nyai Hj Aisyah Hamid Baidlowi binti KH Abdul Wahid Hasyim wafat pada Kamis, (8/3) di Rumah Sakit Mayapada Lebak Bulus, Jakarta Selatan, sekitar pukul 12.50 WIB.

Adik kandung Presiden Keempat RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu wafat dalam usia 78 tahun. Sebelum meninggal, Nyai Aisyah yang dirawat di rumah sakit sejak Ahad (4/3) sempat mengeluh sesak nafas. Almarhumah meninggalkan lima orang anak dan 15 cucu.

Semasa hidupnya, kakak kandung Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) ini sangat aktif berorganisasi. Selain pernah memimpin Muslimat NU, Nyai Aisyah juga pernah memimpin Kowani dan Kaukus Perempuan Parlemen Indonesia.

Istri KH. Abdul Hamid Baidlowi ini dilahirkan di Tebuireng, Jombang, pada 6 Juni 1940. Dia tercatat pernah menjabat sebagai anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar selama tiga periode. Yaitu periode 1997-1999, 1999-2004, dan 2004-2009.

Saat ini, jenazah disemayamkan di Perum Bukit Pratama Blok A No. 9, Lebak Bulus Jakarta Selatan. Jenazah Nyai Aisyah akan diterbangkan ke tanah kelahirannya pada Jumat (9/3/2018) pagi. Untuk selanjutnya, jenazah akan dimakamkan di kompleks Pondok Pesantren Madrasatul Quran Tebuireng Jombang usai salat Jumat.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Ketua Majelis Keluarga Tebuireng KH. Muhammad Hasyim Karim menuturkan, meski usianya lebih sepuh, Nyai Aisyah sangat perhatian kepada keluarga besar KH. Hasyim Asy’ari. “Beberapa bulan yang lalu, beliau masih menyempatkan diri menghadiri undangan pernikahan anak saya di Jombang,” ujar pria yang akrab disapa Gus Aying ini.

Yang membuat Gus Aying sangat terkesan, Nyai Aisyah tidak segan meminta maaf meskipun kepada keluarga yang lebih muda. “Ketika bertemu dalam acara Ulang Tahun Emas Pernikahan Gus Sholah pada pertengahan Februari, beliau masih meminta maaf karena tidak bisa lama-lama di acara pernikahan anak saya,” tutur Gus Aying terharu.

Malam sebelum wafatnya Nyai Aisyah, Gus Aying masih sempat menjenguk. “Meski kondisi beliau sudah tidak dapat diajak berkomunikasi, saya lihat wajah beliau sangat teduh. Beliau orang baik dan insyaAlloh husnul khotimah,” pungkasnya.


Pewarta:            Nur Hidayat

Editor/Publisher: M. Abror Rosyidin