Suasana pertemuan Presiden Jokowi, tiga menteri kabinet kerja, dan 20 ulama pimpinan pesantren, ormas Islam, dan cendekiawan bahas soal kedamaian bangsa di Istana Merdeka Selasa (04/04/2017). (Sumber foto: liputan6.com)

Tebuireng.online—Jakarta- Selasa (04/4/2017) sejumlah ulama pimpinan pesantren dan ormas Islam berkumpul di Istana Merdeka, Jakarta memenuhi undangan Presiden RI Joko Widodo. Dalam pertemuan tersebut, Presiden menyampaikan apresiasi terhadap peran para ulama yang terus membina umat Islam dalam kebersamaan dan kedamaian.

Menurut Jokowi, kedamaian ini tentu tidak lepas dari peran aktif ulama di wilayah masing-masing. “Ini juga berkat bimbingan para ulama dalam mendinginkan suasana di kotanya, di daerahnya dalam menyejukkan kita semua dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Jowoki.

Jokowi juga meminta kepada para pimpinan pesantren untuk menjaga hubungan baik dengan pemerintah, tentunya hubungan baik ini demi terciptanya kedamaian dan terjaganya kebersamaan di tengah masyarakat.

“Kami dari pemerintah ingin sekali lagi menitipkan kepada para ulama agar kesejukan dalam mendinginkan situasi kota dan daerah maupun negara kita ini terus kita jaga bersama-sama antara ulama dan umaroh. Sehingga negara kita selalu dalam keadaan damai. Amin,” lanjutnya.

Selain itu Jokowi juga memaparkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, mulai dari inflasi sampai dengan pemerataan ekonomi di daerah-daerah.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dalam pertemuan dengan pimpinan pesantren, Jokowi ditemani Menko Polhukam Wiranto, Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin, dan Mensesneg Praktino. Sedangkan, dari perwakilan para ulama hadir 20 orang, di antaranya adalah KH. Irfan Wahid mewakili sang Ayah KH. Salahuddin Wahid atau Gus Sholah yang berhalangan hadir untuk meresmikan Pesantren Tebuireng 11 di Ambon Maluku. Gus Ipang Wahid, panggilan akrabnya, menyampaikan permohonan maaf secara langsung kepada Presiden karena Gus Sholah tak bisa memenuhi undangan di Istana Merdeka.

Selain Gus Ipang ada beberapa kiai pesantren lain seperti Pimpinan Pondok Pesantren Darurohman, Jakarta KH Syukron Makmun, KH Drs Ahmad Musthofa, pimpinan Pondok Pesantren Modern Pabelan, Magelang, KH Abdullah Zaidi, pimpinan Pondok Pesantren al Irsyad, Jakarta, Ust Ahmad Parlaungan Tanjung, pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta, KH Muhtadi Dimyati, pimpinan Pondok Pesantren Cidahu Pandeglang Banten, KH Sholeh Hasan, pimpinan Pondok Pesantren KhoriatulUmah, Bandung, KH Hasib Wahab Chasbullah, pimpinan Pondok Pesantren Tambak Beras, Jombang, KH Subhan Makmun, pimpinan Pondok Pesantren Assalafiyah Luwungragi, Brebes, KH Jazuli Kasmani, pimpinan Pondok Pesantren Al Muttaqien Pancasila Sakti, Klaten, KH Aris Ni’matullah, pimpinan Pondok Pesantren Buntet, Cirebon.

Dari kalangan pimpinan Ormas Islam ada Rais Syuriah PWNU Sulsel Anregurutta H. Sanusi Baco, Prof Dr Maman Abdurrahman, Ketua MAJ dan Penasihat Persatuan Islam (Persis), Dr KH Jeje Zaenudin, Wakil Ketua Umum Persatuan Islam, Dr Yusnar Yusuf Rangkuti, Ketua Umum Jam’iyyah al Wasliyah, KH Ahmad Sadeli Karim, Ketua Umum Mathla’ul Anwar, Banten, Hj Siti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid, Ketua Umum Nadhatul Wathan, Mataram, Dr Ir Lukmanul Hakim, Ketua Umum Al Ittihadiyah,

Selain perwakilan Ormas Islam juga ada dua orang cendekiawan muslim, yaitu Dr Hardadi dan Dr Rahman Sabon Nama. Dua puluh ulama tersebut, menyampaikan kesan, permasalahan di daerahnya masing-masing, serta saran dan pesan kepada pemerintah.


Pewarta:   Nazhatuz Zamani

Editor:      Muhammad Abror R

Publisher:  M. Abror Rosyidin

Sumber:    liputan6.com