Tebuireng.online— Hj Shinta Nuriyah Wahid, mengajak seluruh umat Islam untuk memanfaatkan masa akhir Ramadlan 1440 H untuk meningkatkan ketakwaan dan memperbaiki budi pekerti menuju insan kamil serta mengamalkan ajaran puasa itu sendiri. 

Menurutnya, di antara cara mengamalkan ajaran puasa tersebut yaitu dengan meningkatkan toleransi dan budi pekerti yang luhur, serta menjaga persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia yang majemuk.

Hal ini disampaikannya saat kegiatan buka bersama (bukber) dengan Komunitas GUSDURian Mojokerto Gereja Kristen Jawi Wetan di Jalan Jatikulon, Lengkong, Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto. Acara ini sendiri dihadiri sekitar seribu orang dari lintas agama. 

“Kaum muslim hendaknya menambah keimanan, dengan menambah keimanan dan ketakwaaannya kepada Allah SWT serta melaksanakan apa yang diajarkan bulan Puasa kepada kita semua, yaitu moral dan budi pekerti yang luhur,” katanya pada Kamis (30/05/2019).

Menurut istri Presiden ke-4 KH Abdurrahman Wahid ini, indikasi lain dari ajaran puasa yaitu berhenti menyebar kabar bohong. Karena puasa sendiri bearti menahan diri. Hal ini sejalan dengan tujuan puasa dalam Al-Quran yaitu menuju manusia bertakwa. Akhlak insan bertakwa selalu menjaga hubungan baik dengan manusia dan sang pencipta. 

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Ia juga menyerukan agar persatuan terus dijaga ditengah hiruk pikuk upaya pecah belah yang terus digencarkan pihak-pihak tertentu. Salah satu upaya tersebut dilakukan dengan menyebarkan secara masif kabar hoax di media sosial

“Jangan kita saling memfitnah. Sudahi menyebarkan berita bohong. Karena kita ini satu, Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa, Indonesia,” tambah Hj. Shinta.

Baginya, cara efektif menjaga persatuan Indonesia yakni komitmen diri saling memahami dan terus menerus mengajak semua pihak untuk memegang teguh persatuan. Hal ini guna manangkal berita-berita bohong dan fitnah semakin bertebaran.

“Mari kita saling menghormati, saling memahami, kita harus hidup rukun dan selalu menjaga Indonesia,” tukasnya.


Pewarta:            Syarif Abdurrahman

Editor/Publisher: MAR