tebuireng.online-Kebakaran hutan dan lahan di Riau sekitar 7.000 lebih hektare lahan perkebunan milik masyarakat maupun perusahaan menyebarkan kabut asap yang luas hingga mencapai luar provinsi. Salah satunya adalah kota Bengkulu. Kabut asap sudah hampir seminggu menyelimuti hampir keseluruhan kota tersebut.
Hal ini menyebabkan jarak pandang beerkurang menjadi 400-500 meter saja. Banyak warga yang kesulitan bekerja, dan yang harus diwaspadai adalah penyakit ISPA yang dapat menjangkit warga sekitar.
Hingga Sabtu, 1 Maret 2014, seperti yang dituliskan oleh Tempo, jumlah penderita ISPA di povinsi Riau mencapai 27.200 orang atau meningkat dari hari sebelumnya 19.000 orang.
Sedangkan penderita pneumonia atau radang paru-paru akibat asap mencapai 516 orang, asma 1031 orang, iritasi mata 742 orang, dan iritasi kulit 1.365 orang. Total penderita penyakit akibat asap mencapai 30.854 orang, berdasarkan data dari Kepala Bidang Pengendalian Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Riau Erdinal, Sabtu, (1/3).
Adapun jumlah penderita ISPA terbanyak ditemukan di Rokan Hilir mencapai 6.892 orang, disusul Pekanbaru 6.543 orang, Dumai 1.718 orang, Siak 2.283 orang, Bengkalis 2.194 orang, Pelalawan 1.855 orang, Indragiri Hilir 821 orang, Indragiri Hulu 708 orang, Kuantan Singingi 274 orang, Rokan Hulu 1.708, Kampar 1.520 dan Meranti 684.
Pencemaran udara di daerah Rumbai pada Sabtu, 1 Maret 2014, menunjukkan angka 84.5 Psi atau sedang. Kualitas udara di Duri Field mencapai angka 224 Psi atau sangat tidak sehat. Kualitas udara di Duri Camp 135 Psi atau tidak sehat, kualitas udara di Bangko 100 Psi atau sedang. Kualitas udara di Minad 107 atau tidak sehat. Kualitas udara di Panam 198 atau tidak sehat. Sedangkan di wilayah Pekanbaru, pencemaran udara mencapai angka 155 Psi atau tidak sehat.
Selain di Riau, penderita ISPA mencapai ke Padang, Sumatera Barat, mencapai angka 8100 korban. Naiknya jumlah penderita ISPA di Padang bersamaan dengan memburuknya kualitas udara dalam tiga hari terakhir. Saat ini kualitas udara di Padang mencapai 216 ug/ Nm3, jauh di atas ambang batas mutu udara 150 ug/ Nm3.
Di Bukittinggi, jumlah penderita ISPA meningkat 10 hingga 20 persen. Jumlah penderita ISPA diketahui berdasarkan laporan 7 Puskesmas dan 14 Puskesmas Pembantu di wilayah Sumatera Barat. Salah satu efek ISPA adalah radang tenggorokan dan batuk-batuk berat.(UL)