Santri Tebuireng (foto: tebuirengonline)

Oleh: Ibnu Ubaidillah*

Indonesia terbentuk oleh beragam suku, budaya, dan berbagai macam agama di dalamnya. Ketiganya menjadi penopang bagi keberlangsungan negara merdeka sekitar 77 tahun.

Salah satu yang mempengaruhi pesatnya agama Islam adalah banyaknya pesantren yang berkembang di Indonesia. Pesantren menjadi pusat peradaban terbesar Islam di Indonesia. Pesantren juga terkenal dengan pendidikan karakter seperti sopan santunnya ketika terjun ke masyarakat.

Ada lagi sebuah pepatah mengatakan bahwa “kesopanan lebih tinggi nilainya daripada kecerdasan” itulah yang membuat pesantren lebih semakin eksis dimasa kini. Pesantren termasuk sebagai lembaga keagamaan Islam yang memiliki tugas untuk meletakan konsep pendidikannya dalam kerangka penanaman nilai-nilai Islam.

Melalui sistem pendidikan pesantren yang merujuk pada moralitas serta bersifat adaptif terhadap dinamika perubahan, karena pendidikan pesantren merupakan lembaga-lembaga pendidikan yang sistematik.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dengan memutuskan untuk memberikan pendidikan di pesantren merupakan solusi yang tepat, karena di dalam pesantren memberikan energi positif dan lingkungan positif. Sehingga memberikan dampak positif untuk santri yang ada di pesantren. terutama di masalah akhlak, dan adab yang sampai saat ini, bangsa kita masih jauh dari adab.

Di pesantren juga mengajarkan kita untuk tidak berpikir oposisi-binner sebuah gaya berpikir yang selalu mempertentangkan setiap perbedaan. Di pesantren juga dikenalkan tentang konsep barokah, dalam kehidupan pesantren barokah menjadi hal penting yang menjadi pegangan santri. Barokah merupakan sebuah kekuatan rasa yang dimiliki oleh kiai dan dipercaya mampu melegitimasi ilmu yang diperoleh santri, manfaat atau tidak.

Selain itu, di dalam pesantren kita akan diajarkan bagaimana bersosial. Seperti makan bersama dalam satu wadah dan bisa kita lihat bahwa kebersamaan di pesantren itu sangat diutamakan, tanpa membanding-bandingkan darimana asalnya, miskin, kaya, bahkan keturunan. Pesantren tak pernah mengenal kasta, semua diperlakukan sama, yakni kita semua santri.

*Santri Tebuireng.