Oleh: Thowiroh*

Tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu ataupun dalam mencapai suatu merupakan hal yang tidak baik untuk dilakukan. Hal yang dilakukan dengan tergesa-gesa dapat membuahkan hasil yang tidak sempurna, bahkan bisa menjadi buruk dan membahayakan diri sendiri.

Kita ambil contoh seperti oknum calon pejabat yang mengeluarkan banyak dana saat kampanye, setelah menjadi pejabat ia tidak mau rugi. Maka ia menggunakan jabatan itu untuk menumpuk harta sebanyak mungkin. Mereka akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dirinya dengan usaha yang sesingkat-singkatnya,

Sudah tidak asing di telinga kita, kala mendengar berita tentang oknum pejabat yang terjerat kasus korupsi. Bisa jadi salah satu alasan mengapa mereka melakukan hal tersebut karena sifat tergesa-gesa. Mereka yang ingin cepat mendapatkan harta untuk kepuasan duniawi.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa mengapa tabiat manusia adalah makhluk yang selalu tergesa-gesa adalah di mulai dari nabi Adam yang merupakan bapak manusia sedunia.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dalam kitab daqoiqul akhbar  dijelaskan bahwa ketika Allah meniupkan ruh kepada nabi Adam a.s. Dia memerintahkan agar ruh itu masuk ke diri nabi Adam a.s. Menurut satu riwayat, ruh itu masuk melalui otak dan berputar dalam otak beliau selama 200 tahun, lalu turun ke kedua mata beliau hingga beliau bisa melihat dirinya berupa tanah kering.

Ketika ruh tersebut sampai pada telinga, beliaupun  bisa mendengar bacaan tasbih para malaikat. Kemudian ruh turun ke rongga hidung lalu beliau bersin, setelah bersin ruh itu turun ke mulut dan Allah mengajarinya mengucapkan alhamdulillah. Sesudah itu ruh tersebut turun ke dada dan beliau terburu-buru bangkit tetapi tidak mampu. Inilah yang disinggung Allah dalam Al qur’an pada penggalan surah al-Isra ayat 11:

وَكَانَ الْاِنْسَانُ عَجُوْلًا

“Dan memang manusia bersifat tergesa-gesa.” (Q.S. Al-Isra: 11)

Di dalam ayat ini menerangkan bahwa manusia selalu tergesa-gesa. Allah SWT menjelaskan bahwa manusia itu mempunyai sifat tergesa-gesa, yaitu apabila ia menginginkan sesuatu sesuai dengan kehendak hatinya, maka tertutuplah pikirannya untuk menilai apa yang diinginkannya itu. Apakah bermanfaat bagi dirinya, ataukah merugikan.

Bisa diambil pelajaran bahwa sifat tergesa-gesa bisa mengarah kepada kebaikan seperti bersegera untuk shalat di awal waktu, atau tergesa-gesa yang menimbulkan keburukan seperti korupsi di atas, maka semua tergantung bagaimana manusia mengendalikan sifat tersebut.

Wallahu a’lam bisshowab


*Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari