jamiah (7)tebuireng.online- Jombang, Beragam motif dan alasan para wali santri mempercayakan pendidikan anaknya ke Pesantren Tebuireng.Mereka berharap kelak putra-putrinya mampu menjadi orang yang bermanfaat di masyarakat.

Salah seorang wali santri asal Mojokerto, Wiji (39) namanya, mengatakan bahwa anaknya sendiri yang memilih mondok di Tebuireng. “Anak saya milih Tebuireng atas keinginanya sendiri. Sebelumnya saya ajak untuk melihat-lihat pesantren lain seperti Al-Amin Mojokerto, Amanatul Ummah Pacet dan lain sebagainya. Akhirnya dia milih Tebuireng, lebih srek katanya” ujarnya.

Baca juga: (Pesantren Semakin Diminati)

Demikian juga dengan salah satu wali santri Pesantren Tebuireng 2 Trensains, Budi (33) asal Solo mengatakan bahwa putranya tiba-tiba ingin “nyantri” di Tebuireng dari informasi Internet, yang kemudian memilih SMA Trensains sebagai pilihan pendidikanya di Pesantren Tebuireng. Meski masih melakukan pengembangan di bidang infrastruktur, beliau mafhum dan memahami SMA Trensains masih dalam tahap “Babat Alas”.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Bahkan wali santri asal Pasuruan, Sunardi percaya bahwa jika anaknya nyantri di Tebuireng, maka dia akan terhindar dari paham keagamaa yang keliru, “Di Tebuireng itu pemahaman Aswajanya masih murni, sekarang banyak sekali aliran-aliran yang sesat dan dikit-dikit mengatakan bid’ah saya kuatir anak saya terkena pemahaman seperti itu, mangkanya saya pondokkan di sini saja”.

Baca juga: (Santri Baru Membanjiri Tebuireng)

Pesantren Tebuireng tahun ini menerima 1998 pendaftar, jumlah ini meningkat 65% dibanding dengan tahun 2013. Kendati demikian, karena keterbatasan kapasitas, Tebuireng hanya mampu menerima 1236 siswa. 700-an lebih santri lainnya terpaksa harus mencari pondok disekitar Tebuireng. (sep/tbi.org)