tebuireng.online- Jombang, Maraknya kenakalan remaja ahir-ahir ini membuat banyak orangtua merasa resah. Model pendidikan di Indonesia yang hanya menekankan nilai akademik dinilai tidak mampu memberikan keseimbangan dengan pendidikan moral.
Keresahan itu membuat banyak orangtua mulai merasa sadar akan pentingnya menanamkan nilai moralitas pada anak, bukan hanya prestasi akademik. Disaat yang sama banyak orangtua yang dulu memandang pendidikan Pesantren dengan sebelah mata, kini mulai insaf dan tertarik mempercayakan pendidikan anaknya ke pesantren.
Menurut Gus Sholah, fenomena seperti ini rata terjadi dimana-mana, “Tidak hanya ditebuireng saja” demikian disampaikannya saat Pertemuan Wali santri Pesantren Tebuireng, Sabtu (21/6).
Pesantren Tebuireng tahun ini menerima 1998 pendaftar, jumlah ini meningkat 65% dibanding dengan tahun 2013. Kendati demikian, karena keterbatasan kapasitas, Tebuireng hanya mampu menerima 1236 siswa. 700-an lebih santri lainnya terpaksa harus mencari pondok disekitar Tebuireng.
Terkait pendidikan moral di Pesantren Tebuireng, Gus Sholah menegaskan bahwa ada nilai-nilai dasar yang terus menerus ditanamkan kepada santri. Tiga nilai pertama meliputi menanamkan kejujuran, menjauhi kekerasan dan membiasakan kebersihan. “Ketiga nilai inilah yang ingin saya tanamkan di Pesantren Tebuireng sejak pertama saya menjadi pengasuh,” ujarnya.
Selain itu, di pesantren sangat ditekankan pendidikan nilai moral keagamaan. Sehingga tidak heran jika banyak orangtua yang mempercayakan pendidikan anaknya di Pesantren. (aul/tbi)