Oleh: Ibnu Ubai*

Sering sekali perempuan menangis oleh seorang laki-laki, entah itu dikecewakan oleh sikapnya, atau terluka karena ucapan bahkan sampai terlalu cinta sampai meninggalkan luka yang dalam di hatinya. Perempuan merupakan ciptaan Tuhan yang dicipta untuk mendampingi laki-laki. Perempuan adalah makhluk yang unik dan istimewa, bahkan dalam al-Quran banyak menjelaskan tentang hukum yang dikhususkan perempuan.

Agama Islam mengajarkan kepada umat manusia agar untuk saling menghargai satu sama lain, dikarenakan di hadapan Allah semua manusia sama dalam kedudukannya. Dengan demikian, Islam mengajarkan tentang kesetaraan manusia. Hal ini yang membedakan antara seseorang menjadi lebih tinggi atau lebih rendah derajatnya adalah bentuk pengabdian dan ketakwaan kepada Allah SWT. Sebagaimana al-Quran menjelaskan dalam surah Al-Hujurat ayat 13 dan An-Nahl ayat 97 berikut:

 يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti.” (Q.S. Al-Hujurat: 13)

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

Artinya: “Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan.” (Q.S. An-Nahl: 97)

Ayat-ayat tersebut menunjukan tentang kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam hal spritual memiliki tingkat yang sama. Agama Islam mengakui tentang adanya perbedaan baik laki-laki dan perempuan namun bukan pembedaan. Perbedaan tersebut dilihat dari segi biologis dan fisik yang terlihat sangat berbeda baik laki-laki dan perempuan. Hal bukan ditunjukkan untuk merendahkan ataupun meninggikan yang lain.[1]

Kisah Seorang Putri Raja

Di dalam hadis dijelaskan, tentang akibat perbuatan dari zina di antara adalah pelakunya kelak dimasukan ke neraka, mendapatkan siksa yang pedih, terjatuh dalam kemiskinan dan anak dan keturunannya akan diperlakukan yang sama.

Ketika hadis ini disampaikan kepada seorang raja. Raja merasa penasaran dengan akibat yang disebutkan dalam hadis tersebut dan raja ingin membuktikan kepada putrinya. Putri raja adalah seorang perempuan yang sangat cantik jelita. Raja kemudian memerintahkan putrinya yang ditemani dengan seorang wanita miskin untuk melakukan perjalanan keliling kota tanpa pengawal dan tidak diperbolehkan memakai penutup wajah, dan tidak boleh menghalangi siapapun yang ingin melakukan perbuatan kepada keduanya tentang apapun yang dilakukan.

Putri raja ditemani wanita tersebut kemudian menjalankan perintah sang raja. selama perjalanan, setiap  lelaki yang memandang sang putri langsung menundukan kepala karena malu dan tidak ada yang berani memandang lama. Saat perjalanan ke tiap sudut kota sudah dilakukan, keduanya akhirnya pulang kembali ke istana. Pada waktu keduanya mendekati pintu istana, tiba-tiba ada seorang laki-laki dengan paksa memegang putri raja dan menciumnya kemudian laki-laki itu lari entah ke mana.

Putri raja dan wanita miskin yang menyertainya lantas masuk istana. Raja meminta kepada wanita yang mendampingi putrinya untuk menceritakan apa saja yang terjadi selama melakukan perjalanan kemudian wanita tersebut menceritakan dengan detail semua yang dialami bersam putri raja. Setelah wanita itu menyelesaikan ceritanya dan sang raja langsung melakukan sujud syukur. Kemudian raja berkata, “Alhamdulillah” selama hidupku akun tidak melakukan maksiat kecuali mencium seorang wanita.

Hal ini banyak sekali pikiran yang terlintas dalam membaca kisah di atas dalam kitab Al-Majalis As-Saniyyah karya Syaikh Ahmad bin As-Syaikh hijazi dan kita bisa mengambil pelajaran agra manusia selalu menjaga sikap dan perbuatan baik buat diri sendiri dan keluarga. Kalau kita tidak menginginkan anaknya diganggu orang jangan menggangu anak orang lain. Jikalau tidak ingin adiknya tidak dilukai orang lain maka jangan melukai adik orang lain.

Faktor-faktor Penyebab Adanya Kekerasan

Tindak kekerasan terhadap perempuan tidak terjadi secara spontan (langsung) akan tetapi ada sebab-sebab yang melatarbelakangi laki-laki berbuat tersebut. Jika secara umum terjadinya kekerasan terhadap perempuan adalah gender dan patriarki.

  1. Laki-laki dianggap sebagai mahkluk yang berkuasa dan perempuan sebagai makhluk lemah karena adanya budaya patriarki.
  2. Adanya kesalahan dalam pemahaman sehingga laki-laki boleh menguasai perempuan.
  3. Kekerasan yang dilakukan orang tua di depan anaknya baik itu berupa fisik maupun seksual yang menyebabkan adanya sifat yang tersalurkan.
  4. Krisis ekonomi dan kurangnya ilmu agama dalam menyelesaikan masalah sehingga menyebabkan terjadinya kekerasan.[2]

Ayat-ayat Tentang Pencegahan Kekerasan

Agama Islam sangat memuliakan perempuan, bahkan Allah swt memerintahkan laki-laki untuk menghargai dan selalu melindungi perempuan. Begitu mulianya kedudukan perempuan dalam Islam hingga beberapa ayat dan juga hadis membahas tentang larangan untuk menyakiti hati perempuan.

Dalil Hadis

Dalam hadis sendiri menjelaskan kedudukan perempuan sejak kecil sebagaimana dalam hadis kitab Musnad Ahmad:

حَدَّثَنَا رَوْحٌ قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي حَفْصَةَ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ عَنِ ابْنِ حَزْمٍ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ دَخَلَتْ عَلَيَّ امْرَأَةٌ مَعَهَا ابْنَتَانِ لَهَا فَأَطْعَمْتُهَا تَمْرَةً فَشَقَّتْهَا بَيْنَهُمَا وَلَمْ تَأْكُلْ مِنْهَا شَيْئًا فَدَخَلَ عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرْتُ لَهُ ذَلِكَ فَقَالَ مَنْ ابْتُلِيَ مِنْ الْبَنَاتِ بِشَيْءٍ فَأَحْسَنَ صُحْبَتَهُنَّ كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنْ النَّارِ

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Rauh, berkata Muhammad bin Abi Hafshah dari Ibnu Syihab dari Ibnu Hazm dari Urwah dari Aisyah berkata, ‘Ada seorang wanita yang yang menemuiku beserta dengan dua orang anak perempuannya. Saya memberinya sebuah kurma, lalu ia suapkan di antara mereka berdua dan ia tidak makan sedikit pun darinya.’ Ketika Rasulullah SAW menemuiku dan aku ceritakan hal itu kepadanya, beliau bersabda, “Barang siapa yang diuji dengan anak perempuan, kemudian ia dengan baik mengurusnya maka mereka akan menjadi penghalang dari neraka.”

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ، فَإِنَّ المَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ، وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلاَهُ، فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ، وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ، فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ

Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu bahwa Rasulullah bersabda: ‘Berwasiatlah (dalam kebaikan) pada wanita, karena wanita diciptakan dari tulang rusuk, dan yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah pangkalnya. Jika kamu coba meluruskan tulang rusuk yang bengkok itu, maka dia bisa patah. Namun bila kamu biarkan maka dia akan tetap bengkok. Untuk itu nasihatilah para wanita“. (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalil al-Qur’an

Dalam surat al-Baqarah ayat 83 dan surat an-Nahl ayat 90 :

وَاِذْ اَخَذْنَا مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ لَا تَعْبُدُوْنَ اِلَّا اللّٰهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَقُوْلُوْا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَّاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَۗ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْكُمْ وَاَنْتُمْ مُّعْرِضُوْنَ

Artinya: “(Ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari Bani Israil, “Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuatbaiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Selain itu, bertutur katalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah salat, dan tunaikanlah zakat.” Akan tetapi, kamu berpaling (mengingkarinya), kecuali sebagian kecil darimu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang.”

اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil, berbuat kebajikan, dan memberikan bantuan kepada kerabat. Dia (juga) melarang perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pelajaran kepadamu agar kamu selalu ingat.

Dari keterangan di atas, sebagai seorang laki-laki seyogyanya memperlakukan perempuan dengan beberapa hal yakni menasehati secara baik, melihat sisi baiknya, menunjukan sifat dan akhlak yang baik, tidak ada kekerasan (memukul), menunjukan kasih sayang terhadap perempuan (kesetaraan gender), berbicara seperti seorang laki-laki sejati, dan sebagainya.

Wallahu a’lam


[1] Umar, N. (1999). Kodrat perempuan dalam Islam. Lembaga Kajian Agama dan Gender.

[2] Purba,L,. (t.t.) Kekerasan terhadap perempuan: kekerasan dalam berumah tangga dan perdagangan orang. 10.


*Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari