Sumber: Bappenas.go.id

Oleh: Dimas Setyawan*

Pada tahun 2045 kelak, Negara Indonesia akan memasuki umur 100 tahun. Suatu umur yang menjadi evaluasi bersama, baik para pemangku jabatan pemerintahan dan seluruh lapisan masyarakat. Guna mewujudkan visi tersebut, antara pemerintah dengan masyarakat harus saling bahu membahu antar sesama. Sehingga keberhasilan visi tersebut menjadi milik bersama

Visi tersebut dibangun dengan 4 pilar berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar berbangsa, bernegara dan konstitusi. Visi Indonesia Emas 2045 yakni:

1. Pembangunan Manusia serta Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
2. Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan
3. Pemerataan Pembangunan
4. Pemantapan Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Kepemerintahan

Selain konsep dari keempat pilar tersebut, pemerintah juga telah merencanakan tujuannya, antara lain:

1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
2. Memajukan kesejahteraan umum
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
4  Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial

Peran Santri Mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045

Pola kehidupan dan pendidikan santri hari ini, tidak akan terlepas oleh bonus kemajuan teknologi. Sebagai sosok yang mendalami keilmuan agama, seorang santri sudah seharusnya memberikan kontribusi nyata mulai saat ini guna mewujudkan Visi Indonesia 2045 tersebut. Meskipun di setiap harinya santri dibekali oleh keilmuan tradisional pendidikan khas pesantren, hal tersebut tidak menutup kemungkinan santri memiliki peranan strategis kelak di tahun 2045.

Upaya yang dapat dilakukan oleh santri dalam memberikan kontribusinya ialah, turut aktif membantu dan mendukung pembangunan manusia serta penguasaan ilmu pengetahuan teknologi. Dalam pandangan KH. Abdul Wahid Hasyim, seorang santri tidak cukup dengan bekal mendalami ilmu agama saja tapi juga harus mengembangkan dengan pengetahuan umum.

Hendro Setyanto, salah seorang alumnus Pesantren Tebuireng telah mengawali kemajuan teknologi seorang santri. Ia memiliki ide pembaharuan dalam menentukan awal bulan qomariyah. Dia berinovasi di bidang astronomi menciptakan teleskop robotik yang sudah dapat menyesuaikan diri dengan bulan. Sehingga kelak santri tidak perlu lagi memicingkan mata untuk melihat hilal, tetapi cukup dengan duduk melihat layar laptop. Sebab, hasil tangkapan mata teleskop sudah dapat disambungkan dengan laptop sehingga dalam pengamatan bulan, tidak perlu repot untuk mencari posisi bulannya.

Bila saja, terdapat sosok seperti Hendro Setyanto di tiap-tiap pesantren di seluruh Indonesia,  maka tidak hanya seorang santri mampu menjawab tantangan Visi Indonesia Emas 2045 kelak. Tetapi dapat mengisi dan menjadi rujukan kemajuan peradaban Islam di seluruh dunia. Bahwa antara Islam dan ilmu pengetahuan bisa saling mengisi satu sama lain.


*Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online