Cak Jambeng sedang melayani seorang perwira TNI saat memilih-milih buku yang akan dibeli
Cak Jambeng sedang melayani seorang perwira TNI saat memilih-milih buku yang akan dibeli

tebuireng.online– Haul KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ke-6 diselenggarakan di beberapa tempat, selain di kediaman keluarga Gus Dur, Ciganjur, Jakarta Selatan dan di Surabaya acara serupa juga diselenggarakan di Pesantren Tebuireng Jombang, tempat Beliau disemayamkan.

Menurut pantauan tebuireng.online, Keramaian begitu terlihat pada acara peringatan wafat atau Haul ke-6 Gus Dur ini. Para hadirin yang tak tak bisa masuk, sampai meluap ke jalan raya depan Pesantren Tebuireng yang sejak pukul 15.00 diseterilkan dari kendaraan, radius 500 M.

Tak mau ketinggalan, para pedagang pun mencari peruntungan dengan berjualan. Mulai dari pedagang makanan, karpet, tak luput juga Pustaka Tebuireng bekerja sama dengan Tebuireng Bookstore membuka Bazar Buku Murah di depan Pondok Pesantren Putri al-Masruriyah.

Berjejer rapi buku-buku yang dipajang di atas papan kayu sepanjang kurang lebih dua meter. Di sisi kanan dan kiri, buku-buku dipamerkan, dan pengunjung bisa leluasa menikmati maupun memilih buku yang tersedia. Tiga orang penjual yang tak lain merupakan pegawai dari Pustaka Tebuireng, dengan setia melayani pengunjung yang ingin membeli maupun sekedar bertanya.

Salah seorang pramuniaga lapak, adalah Septian Pribadi (23) mengatakan bahwa koleksi buku yang disediakan di bazar buku Pustaka Tebuireng ini sekitar 800 eksemplar dengan 100 judul buku. Tak cukup hanya buku, kali ini juga menyediakan pernak pernik khas Tebuireng seperti stiker, gantungan kunci, kaos Gus Dur dan Kaos Cak Jahlun.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Buku yang dipamerkan di Bazar Buku ini tidak dibandrol dengan harga yang mahal, tentunya disesuaikan dengan kantong santri,” kata Khairul Umam menambahi.

Mas Umam (20) yang akrab dipanggil Cak Jambeng juga mengaku buku yang dijual dibandrol mulai harga Rp. 10.000 hingga Rp. 160.000. Yang paling mahal merupakan buku induk Sejarah Hidup KH. A. Wahid Hasyim. Bazar buku ini berlangsung sejak pukul 15.00 hingga jam 01.00 dini hari setelah para pembeli mulai sepi.

Gus Dur memang secara tidak langsung memberikan keberkahan bagi banyak orang. Itu terbukti dalam pengehelatan haul Presiden RI ke-4 tersebut. Banyak pedagang bisa meraup rezeki nomplok dengan omset yang meningkat dari biasanya. Selain bazar buku, beberapa lapak didirikan secara dadakan, diantaranya makanan, minuman, soufenir khas Tebuireng, Gus Dur, dan Jombang, warung kopi, hingga sekedar penjual alas duduk bagi pengunjung. (aldo/abror)