Ket. Foto: Gus Sholah menyampaikan sambutan di acara halal bi halal dan temu alumni nasional xiv, Sabtu (29/06)

Tebuireng.online-  Acara inti Halal bi Halal dan Temu Alumni Nasional XIV yang diadakan oleh Ikatan Keluarga Pesantren Tebuireng (IKAPETE) turut dihadiri oleh pengasuh Pesantren Tebuireng, Ir. KH. Salahaddin Wahid, Sabtu (29/06). Tampak pula Kepala Pondok Pesantren Tebuireng dan jajarannya, juga ada KH. Musta’in Syafi’i, KH. Ahmad Syakir Ridwan, dan para undangan dan alumni lainnya.

Dalam sambutannya, Gus Sholah mengucapkan terimakasih atas doa para alumni di berbagai tempat, bahwa pada bulan Februari tahun lalu Gus Sholah masuk rumah sakit, hingga bulan September beliau akhirnya keluar dari rumah sakit usai keluar masuk 5 rumah sakit.

“Alhamdulillah sudah 6 bulan ini, saya sehat. Maklum, buatan tahun 42, jadi kadang-kadang baterainya soak ya. Jadi kalau jam 8 malam, baterainya habis. Perlu di cas (tidur). Sudah harus tidur,” begitu canda Gus Sholah yang menghadirkan tawa seluruh alumni IKAPETE. Yang kemudian saling mendoakan Gus Sholah untuk selalu diberikan kesehatan.

Gus Sholah juga menyampaikan beberapa poin penting terkait pengembangan pesantren dan pengembangan hal-hal di luar pesantren. Salah satunya, beliau mengkritik dan meluruskan statement yang muncul dan berkaitan dengan pondok Gontor dan Tebuireng. Ada sebuah statement begini; pondok yang dididirikan alumni itu diberi nama Gontor. Kenapa dengan Tebuireng tidak begitu?

“Itu tidak benar. Dan Gontor tidak begitu. Gontor memiliki kurang lebih 30 cabang yang didirikan dan dikendalikan oleh Gontor. Sedangkan yang didirikan oleh alumni Gontor berjumlah sekitar 350 pesantren. Contohnya Darun Najah Hajah, yang sudah memiliki lebih dari 20 cabang itu. Itu adalah alumni Gontor. Jadi tidak sama,” terang Gus Sholah.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Lanjutnya, bahwa Tebuireng itu tidak mendirikan cabang dimana-mana. Hanya membantu pesantren yang ingin mengembangkan diri dan menggunakan nama pesantren Tebuireng. Jadi pesantren itu bukan milik yayasan Hasyim Asy’ari, tetapi kami mengirim ustad dan ustadzah yang dibiayai oleh Tebuireng untuk mengajar di sana.

“Kami membantu sekitar 200 juta untuk pengembangan. Alhamdulillah sudah didirikan oleh alumni di Serang Banten, Kec. Petir, yang dinamakan Pesantren Tebuireng 8. Dan saya berharap itu akan untuk diikuti oleh alumni di tempat lain. Untuk bersama-sama dan kita dukung bersama supaya timbul pesantren Tebuireng yang didirikan alumni,” lanjut Gus Sholah terkait harapan pesantren yang didirikan oleh alumni Tebuireng.

Kemudian Gus Sholah menjelaskan ada pesantren cabang Tebuireng yang didirikan oleh Yayasan Hasyim Asy’ari, seperti Tebuireng 2 yaitu SMA Trensains dan SMP Sains, SDIT di Kesamben, dan masih proses pembangunan yaitu MTS khusus putri di Kesamben, dan prestasi-prestasi Lembaga Pendidikan Tebuireng lainnya.

Di hari yang sama, selain Halal bi Halal dan Temu Alumni Nasional XIV IKAPETE ini, Tebuireng juga memiliki agenda lain di awal tahun ajaran baru, yakni awal masuk santri baru untuk tinggal di Pesantren Tebuireng. Kemudian esok harinya disusul agenda pertemuan Wali Santri dengan Pengasuh, Sekolah, dan Pondok. Dilanjut dengan acara MOSBA (Masa Orientasi Santri Baru) Pondok dan Sekolah yang akan berjalan selama 1 minggu kedepan. Kendati begitu, acara berbagai acara telah berjalan lancar.


Pewarta: Fitrianti M

Publisher: MSA