Habib Abu Bakar bin Hasan Assegaf, memberikan mauidoh hasanah di Pesantren Tebuireng Jombang. (Foto: kopiireng)

Tebuireng.online— “Ke Tebuireng ikut Ngaji Kilatan, mugo-mugo ilmunya manfaat dan membanggakan,” sebuah harapan dari Habib Abu Bakar bin Hasan Assegaf, mengawali Mauidhotul Hasanah dalam rangka penutupan pengajian Ramadan di Masjid Pesantren Tebuireng, Ahad (9/4/23) malam.

Ngaji Ramadan (red. Ngaji Kilatan) sudah menjadi tradisi di pesantren khususnya Pesantren Tebuireng. Ngaji kilatan Ramadan selain untuk menambah keilmuan, banyak hal lain yang didapatkan. Seperti khataman kitab yang dikaji sekaligus dengan sanad dari kitab tersebut.

“Sanad sangat dibutuhkan dalam kajian keilmuan, agar pemahaman yang didapat oleh para santri sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh para pengarang (mushonif),” ungkap Habib Abu Bakar di hadapan ratusan santri.

Dalam ceramahnya, Habib Abu Bakar menyampaikan kepada para santri pentingnya menjaga sanad keilmuan, karena jika tanpa sanad orang akan berkata seenaknya khususnya dalam bidang agama. Beliau juga mengutip sebuah maqolah yaitu,
وَلولا الإسنَاد لقال من شاء ما شاءَ
Yang memiliki makna: kalau lah tidak ada ilmu Isnad, pasti siapapun bisa berkata apa yang dia kehendaki.

“Ini santri-santri yang ikut Ngaji kilatan patut bersyukur kepada Allah, karena dengan ngaji di pondok pesantren ini (red. Tebuireng), sanad keilmuan panjenengan menjadi silsilah dzahabiyah (mata rantai emas) dari satu guru ke guru yang lain (min syaikhin ila syaikhin, min alimin ila alimin) dan sampek ke muassis Nahdhatul Ulama, Hadrotus Syekh KH. Hasyim Asy’ari,” tegasnya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Beliau juga berharap tradisi ngaji kilatan ini selalu diterapkan, karena ini merupakan termasuk menghidupkan Ramadan dengan kebaikan. Beliau juga berharap para santri bersabar dan tetap semangat dalam mencari Ilmu Allah.


“مَنْهُومَانِ لاَ يَشْبَعَانِ : طَالِبُ عِلْمٍ وَطَالِبُ دُنْيَا
Ada 2 golongan yang tidak akan pernah merasa kenyang, yaitu ; (1) Penuntut Ilmu, dan (2) Pencari dunia. Orang mencari dunia saja tidak pernah puas, maka pencari ilmu harus juga sedemikian.” Pungkasnya.

Pewarta: Faizal Amin