Tebuireng.online-  Dalam rangka memperingati haul pertama KH. Salahuddin Wahid (Gus Sholah), Pesantren Tebuireng mengadakan bedah buku berjudul  “Gus Sholah, Sang Arsitek Pemersatu Umat,” yang diselenggarakan secara virtual via zoom yang disi oleh beberapa narasumber. Salah satunya  Dr. Nasihin Hasan yang merupakan sahabat Gus Sholah .

Dalam mengawali pembahasan terkait sosok Gus Sholah, pada kesempatan tersebut Dr. Nasihin mengatakan bahwa hubungan dengan Gus Sholah terjadi dua dimensi yaitu pada dimensi pertemanan dan persahabatan. Sejak tahun 70 hingga tahun 80, Dr. Hasihin mengenal Gus Sholah begitupun sebaliknya. Yang berawal dari pertemanan karena ada kepentingan, tetapi sejak Oktober 2018, beliau mengatakan bahwa bukan lagi sebagai teman tetapi sudah meningkat menjadi sahabat.

“Sahabat itu khoiru ashhabi fi waqti al-dhoyyiq, sebaik-baik teman itu sebagai sahabat di saat-saat ada kesempitan. Jadi di saat kesempitan itulah, tepatnya Oktober 2018 beliau menelpon saya. Pembicaraan pertama itu mengagumkan, ‘Mas Nasihin, saya minta tolong. Tolong petakan Tebuireng ini, mulai ketika Mbah Hasyim,  Mbah Yusuf  Hasyim, dan Saya’,” ungkapnya.

Awalnya Dr. Nasihin merasa agak keberatan karena hal tersebut terdapat  mozaik horizon, akan tetapi karena  pada saat itu, sejak Oktober 2018 selama 2 tahun 40 hari sebagai sahabat  yang dibuka dengan permintaan itu, dengan segala berat hati Dr. Nasihin bilang kalau keutamaan Mbah hasyim dari segi keilmuan, keummatan, keagamaan, dan perjuangan  sedangkan kalau Mbah Yusuf Hasyim politiknya tinggi sekali.

“Sementara terkait petanya terkait Gus Sholah sendiri sangat panjang. Akan tetapi  saya akan bicara singkat selama horizon  4 tahun 40 hari itu,” tambahnya

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Beliau menceritakan bahwa Gus sholah itu perajut, populis, dan sangat merakyat sebagaimana yang beliau telisik bahwa menemukan pemikiran tentang persoalan dunia yang  diancam bayang-bayang, jadi ada tiga ancaman bayang-bayang, yang pertama mental,  yaitu otaknya sudah melenceng akibatnya terjadi hancurnya lingkungan. Yang kedua ada persoalan sosial, dan yang ketiga lingkungan.

Beliau juga mengatakan bahwa Sejak  Oktober 2018, Gus Sholah mengatakan kepadanya yang sifatnya ajakan, Yuk kita ngadepin masalah, memecahkan masalah tapi  kita bersumpah jangan menjadi bagian dari  masalah itu’.

“Gus sholah merupakan sosok Yudistira dalam perwayangan (Raja), lembut, leader,  jujur,  dan yang paling menarik dalam dunia persahabatannya, visioner, teknokrat berkarakter, berintegritas dan leader. Mengerjakan sesuatu. yang benar (doing, think, right) tapi bawaannya minister (melayani), mengerjakan yang benar, dengan  mengerjakan dengan benar itulah sosok Gus Sholah,” jelasnya

.Pewarta: Adawiyah