Tebuireng.online– “Gus Sholah dari awal tidak didesain sebagai Pengsuh Pondok Pesantren, tapi takdir Allah yang menjadikan beliau sebagai Pengasuh Pondok Pesantren,” ungkap Prof. Kacung Marijan, M.A., Ph.D dalam bedah buku “Gus Sholah, Sang Arsitek Pemersatu Umat” pada Selasa (02/02/2021) di lantai 1 gedung KH. M. Yusuf Hasyim.
Menurut Guru Besar Ilmu Politik Universitas Airlangga ini, Gus Sholah cocok penjadi pengasuh pada saat usia tua karena di situ titik kemanfaatan beliau, karena pada saat itu beliau memiliki pengalaman yang banyak baik di bidang profesi sosial-politik dan interaksi pada seseorang sudah selesai. Oleh karena itu, ilmu yang dimiliki oleh Gus Sholah yang dibawa beliau untuk memakmurkan pesantren ini sudah ada.
Lanjutnya, sejak 2006 Tebuireng semakin makmur dan variatif keberkahannya mulai dari segi fisik dan variasi pengembangan ilmu sangat luar biasa. Gus Sholah melakukan tambahan perubahan dan pengembangan, dan melakukan pengintegrasian ilmu degan memadukan keislaman dan sains, dan didirikankan Trensains sebagai bentuk hal itu.
“Pemimpin harus meninggalkan warisan tentang kemanfaatan bagi banyak orang, karena kesuksesan pemimpin bukan dilihat dari seberapa lama dia memimpin namun apa yang anda bisa torehkan. Gus Sholah ini memiliki catatan itu, ia memiliki cita-cita yang luar biasa menjadikan pendidikan di sini sebagai peradaban dan cita-cita beliau sebagai bentuk peradaban juga,” ungkapnya.
“Kita harus mengawal untuk menindaklanjuti cita-cita Gus Sholah. Gus Sholah sudah pulang, tapi gagasannya akan terus berkembang, karena orang besar itu adalah orang yang jasad fisiknya tidak ada tapi gagasannya dan sejarahnya terus berkembang. Tebuireng akan menjadi institusi pemikir, mengkader calon-calon pemikir,” pungkasnya.
Pewarta: Rizka Nur Maulidiyah