tebuireng.online– Sekitar 30-an orang perwakilan mahasiswa alumni Pesantren Tebuireng yang tersebar di berbagai kota, seperti PAHAT Bandung, HIMATEB Purwokerto, HIMASAKTI Jogjakarta, HAMATISS Solo-Semarang, ISSAT Jombang, MANTEB’S Surabaya, dan KUWAT Malang berkumpul di Ndalem Kesepuhan Pesantren Tebuireng pada Sabtu (14/03).

Dr.(Hc), Ir. KH. Salahuddin Wahid, Pengasuh Pesantren Tebuireng saat ini, mengundang para alumni yang terhimpun dalam beberapa organiasi mahasiswa di sejumlah daerah, untuk bertemu dan berdialog langsung.

“Tujuannya sederhana, membangun hubungan dengan alumni setingkat mahasiswa yang tersebar di berbagai daerah, menjalin komunikasi secara intensif kedepannya,” terang Gus Sholah. Menurut beliau banyaknya kader-kader pesantren yang diambil, dibina, dilatih, dan diberikan beasiswa oleh kelompok lain perlu menjadi perhatian khusus segenap civitas pesantren untuk lebih peduli terhadap alumninya.

Dalam dialog tersebut, Gus Sholah meminta masing-masing dari perwakilan organisasi mahasiswa di daerah memberikan pandangan, laporan tentang organisasi himpunan mahasiswa alumni Tebuireng yang ada di berbagai daerah. Selain itu beliau juga meminta masukan apa yang bisa dilakukan pihak pondok kedepannya. “Bagaimanapun, peran alumni khususnya yang muda-muda ini, kedepan dapat lebih solid”, tegas beliau.

“Saya sangat mengapresiasi pembentukan jaringan mahasiswa alumni Tebuireng, selama ini tidak pernah ada monitoring dari pihak pesantren Tebuireng. Diharapkan dengan adanya pertemuan ini hubungan antara alumni dan pihak pesantren semakin erat”, ucap perwakilan Paguyuban Mahasiswa Alumni Tebuireng (PAHAT) Bandung, Susanto H. Prakoso.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Gus Sholah menjelaskan bahwa selama ini banyak orang yang mewakafkan tanah ke Tebuireng untuk dibangunkan pondok. Tahun kemarin Tebuireng baru saja membuka SMA Trensains, Tebuireng 2 yang berada didaerah Ngoro, Jombang. Oleh karena itu Tebuireng masih kesusahan mencari orang yang bersedia dan mampu mengelola pesantren itu dengan baik.

“Seperti misalnya di daerah papua ada tanah yang diwakafkan untuk Tebuireng, saya mencari orang yang bisa dan mau itu susah. ” ungkap beliau.

“Dengan adanya pertemuan ini diharapkan terbentuk kordinator dimasing-masing daerah, sehingga nantinya bisa menjembatani pihak pesantren dan para alumni Tebuireng” tambah Gus Sholah. (Aldo/fao)