Pengasuh Pesantren Teburieng, KH. Abdul Hakim Mahfudz saat memberi sambutan dalam acara tasyakuran 1 Abad NU di Pesantren Tebuireng, Kamis (16/2) malam. (foto: abid/kopiireng)

Tebuireng.online– Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyelenggarakan acara puncak resepsi 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU) dengan doa bersama para muassis-masyaikh, yang berlangsung di Pesantren Tebuireng pada Kamis (16/2) malam. Dalam acara ini juga disampaikan harapan-harapan para kiai sepuh terkait abad kedua NU. 

Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Abdul Hakim Mahfudz, di atas podium dan di hadapan seluruh hadirin mengungkapkan kebahagiaannya karena Pesantren Tebuireng diberikan kepercayaan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sebagai tuan rumah diselenggarakannya tasyakuran 1 Abad NU ini. 

“Saya sampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh masyaikh yang telah turut hadir pada malam hari ini, semoga bisa menambah ikatan tali silaturahmi kita, karena di NU kita harus selalu menjaga tali silaturahmi,” pesannya tentang pentingnya menjaga silaturahmi dalam NU.

Selain berpesan soal menjaga ikatan silaturahmi, Gus Kikin juga menceritakan perjalanan Nahdlatul Ulama melalui salah satu kitab karya dari Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari yang berjudul kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah.

“Kiai Hasyim Asy’ari menyebutkan pada kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah, bahwasanya sejak tahun 1330 Hijriyah, banyak aliran-aliran baru yang masuk ke Indonesia dengan membawa segenap pemikiran-pemikiran yang bertentangan sehingga membuat bingung umat Islam yang ada di Indonesia,” terang Gus Kikin.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Lalu dengan berdirinya organisasi Nahdlatul Ulama, lanjutnya yang didirikan oleh Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari dengan para ulama pesantren, menjadikan umat Islam Indonesia memiliki arah yang sangat jelas dalam beragama Islam, yang merujuk pada paham Ahlussunnah wal Jama’ah.

Untuk diketahui, acara puncak tasyakuran 1 Abad Nahdlatul Ulama tersebut dihadiri oleh masyaikh antara lain, KH. Miftachul Akhyar (Rais ‘Aam PBNU), Dr. K.H. Yahya Cholil Staquf (Ketua Umum PBNU), KH. Nurul Huda Djazuli (Pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Ploso), KH. Abdullah Kafabihi Mahrus (Pondok Pesantren Lirboyo), KH. Haris Shodaqoh, KH. Anwar Iskandar, dan beberapa masyaikh lainnya. 

Pewarta: Dimas Setyawan