Tebuireng.online- Wakil Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin) meminta Kementrian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud) menjelaskan bagaimana cara menghasilkan suasana belajar yang menghasilkan sikap merdeka, menyenangkan, dan bisa menggali potensi siswa. Hal ini disampaikan dalam acara Focus Group Discusion (FGD) dengan tema “Mentransformasikan Kebijakan Kemendikbud dalam Merdeka Belajar” yang bertempat di aula lantai 1 Gedung KH. Yusuf Hasyim pada Sabtu (26/01/20).
Gus Kikin menyampaikan permohonan maaf atas nama Pengasuh Tebuireng KH. Salahuddin Wahid yang tidak bisa hadir karena dalam proses pengobatan. “Gus Sholah sebenarnya akan hadir pada acara ini dan kemarin memang sudah berangkat ke Surabaya, namun karena butuh waktu untuk rangka pengobatan, maka pada hari ini beliau masih belum bisa hadir di tengah-tengah kita. Gus Sholah menyampaikan beberapa permintaan yang dititipkan ke saya,” jelas beliau.
Lanjut Gus Kikin, pemerintah juga harus menjelaskan tentang penyederhanaan kurikulum. Lalu apakah benar kurikulum di negara maju itu justru tidak banyak. Agar tidak membuat masyarakat terutama yang mengabdi dalam dunia pendidikan bingung. “Bagaimana mengukur mutu sekolah supaya tidak tertinggal dengan sekolah di kota lain, ini perlu dijelaskan,” ucap keponakan dari Gus Dur ini.
Selain itu, Gus Kikin menyebutkan Indonesia memiliki beberapa masalah dalam pendidikan. Terutama masalah guru. Banyak menteri dan pejabat yang menyatakan bahwa para guru harus bisa meningkatkan kreativitas dalam mengajar. Pendidikan di Indonesia dalam aspek afektif juga belum baik dan tidak mudah untuk memperbaikinya. Butuh waktu cukup lama dan ketekunan. “Masalah utama pendidikan di Indonesia adalah mutu guru. Sepertiga baik, sepertiga kurang baik, sepertiga tidak baik dan perlu diganti,” tandasnya.
Pewarta: Devi