13495209_863307273797022_8032552478434311324_ntebuireng.online– Dalam kesempatan ceramah dan maidhah hasanah dalam acara Penutupan Safari Ramadan 1437 H. dan Peringatan Nuzulul Quran Pesantren Tebuireng di Masjid at Taqwa Perak Jombang Ahad (19/06/2016), Kepala Pondok Pesantren Tebuireng Putri, KH. Agus Fahmi Amrullah Hadzik menyampaikan hal menarik terkait pentingnya keikhlasan semata karena Allah dalam menjalani setiap perbuatan.

Gus Fahmi, panggilan akrab beliau, dalam ceramahnya tersebut menceritakan kisah seorang guru sufi Abu Ishak Ibrahim bin Adam. Guru sufi tersebut menangis ketika suatu saat setelah buang air besar di ponten toilet diminta membayar. Beliau menangis karena tersadar, bahwa masuk toilet yang penuh kotoran dan setan saja diminta membayar, lalu bagaimana dengan meminta masuk surga yang jelas-jelas di dalamnya terdapat banyak kenikmatan?

Dari situ, cucu Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari tersebut menyimpulkan bahwa semua perbuatan harus didasarkan pada niat semata karena Allah dan mengharap ridho-Nya. “Modal besar tak menentukan seseorang masuk surga,” tambah beliau. Semua modal, lanjut beliau, akan sirna manakala seorang hamba telah melalaikan shalat.

Selain itu Gus Fahmi, penggilan akrab beliau juga menerangkan bahwa ada 3 orang yang  masuk neraka meski ia telah mempunyai banyak modal. Pertama, orang yang syahid dengan modal nyawa, tetepi ia ingin dianggap sebagai pahlawan atau pemberani, bukan karena Allah. Kedua, orang yang alim dengan modal ilmunya, tetapi masuk neraka karena ia ingin dilihat orang lain sebagai orang alim, bukan karena Allah. Ketiga, orang yang dermawan dengan modal hartanya, tetepi ingin dianggap dermawan oleh orang lain, bukan karena Allah.

Dalam Bulan Ramadan, Gus Fahmi mengingatkan hadirin agar memperbanyak amal salih dan sunnah Rasul, karena setiap amal akan dilipatgandakan oleh Allah SWT. Tak lupa juga beliau mewanti-wanti agar tidak melupakan malam yang lebih dari seribu bulan, malam Lailatul Qadar. Menurut beliau, seyogyanya orang-orang semakin mendekati akhir Ramadan semakin mendekatkan diri kepada Allah di masjid dan mushalla, bukan malah sibuk dengan kebutuhan lebaran. (Abror)

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online