Judul: The Authorized Biography of Abdurahman Wahid
Penulis: Greg Barton Ph. D
Penerbit: Saufa
Cetakan: pertama,2016
Tebal: xxviii+516 halaman
ISBN: 9786023910649
Peresensi: Dimas Setyawan Saputra*
“Mungkin saja Tuhan sengaja memanggil Gus Dur ke hadiratNya pada bulan desember, agar bangsa ini baik para rakyat dan pemerintah dapat mengevaluasi diri 1 tahun yang akan berlalu”
Buku The Authorized Biography of Abdurahman Wahid yang ditulis oleh Greg Barton adalah buku biografi tentang sejarah hidup Gus Dur yang terlengkap dan pertama kali ada. Greg Barton sendiri ialah teman akrab Gus Dur baik sebelum menjadi presiden bahkan setelah Gus Dur lengser dari tampuk kepemipinan presiden. Dalam kepenulisan, Gren Barton sangatlah jeli dan apa adanya menuliskan kisah kehidupan Gus Dur yang telah banyak orang ketahui memiliki kebiasaan yang tak biasa.
Dalam buku ini Greg Barton menuliskan secara rinci kehidupan Gus Dur mulai dari nasab ayah hingga kakek, masa kecil, riwayat pendidikan baik saat di dalam negeri hingga di luar negeri, saat mendirikan parpol, mejadi presiden hingga ketika Gus Dur di lengserkan secara paksa dari tampuk kekuasaan nya.
Kepergian sosok Gus Dur hingga hari ini masih banyak menyisakan luka yang medalam bagi bangsa Indonesia. Sosok yang tak mungkin tergantikan dalam membela hak-hak manusia, membela rakyat kecil yang menderita hingga membela etnis yang dikucilkan menjadikan Gus Dur dicintai oleh seluruh lapisan rakyat Indonesia baik kawan maupun lawan.
Salah satu peninggalan Gus Dur yang hingga hari ini dapat kita saksilan adalah, beliau mengembalikan nama Papua yang sebelumnya bernama Irian Jaya menjadi Papua kembali. Gus Dur menjelaskan bahwa Irian berasal dari suatu kata Arab yang berarti “telanjang” dan merupakan cara yang paling menyinggung perasaan bila digunakan untuk menyebut orang yang mendiami provinsi ini. Oleh karna itu, mereka dikenal dengan nama yang mereka pilih sendiri, Papua (hal.386)
Fenomena agama yang berkembang di tengah masyarakat kita hari ini sangatlah meresahkan. Agama yang seharusnya menjadi pemersatu manusia dan pembibing dalam laku kehidupan, hari ini menjelma bak teror yang menghatui kita kapan saja. Umpatan dan cacian biasa kita temui di berbagai media cetak dan media maya. Hal inilah menjadi keresahan kita tersendiri sebagai negara yang menjujung tinggi dan mengakui keberdaan lima agama.
Harapan dengan hadirnya buku biografi Gus Dur ini kita dapat bersama-sama berkaca dan mempelajari kehidupan seorang guru bangsa dalam memandang setiap permasalahan yang ada. “Mungkin saja tuhan sengaja memanggil Gus Dur kehadiratnya pada bulan desember, agar bangsa ini baik para rakyat dan pemerintah dapat mengevaluasi diri 1 tahun yang akan berlalu”.
*Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari