tebuireng.online– Selasa malam (04/08) terhitung sebagai malam terakhir rangkaian acara Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama yang terselenggara di Jombang. Sejak dibukanya Mandiri Expo Tebuireng, selalu ada pertunjukan maupun bedah buku di panggungnya yang  terletak di Utara Pesantren Tebuireng Putri.

Pada malam itu, Grup Hadroh asal SD Nahdlatul Ulama Sleman Yogyakarta mengisi kegiatan malam dengan membawakan tujuh alunan shalawat, termasuk suluk dan instrumental. Grup Hadroh dengan nama Lintang Jagat itu memulai lantunan shalawat pertamanya pada pukul 19.30 WIB lengkap dengan kostum berwarna putih hijau. Tampak terlihat di panggung deretan anak-anak SD antara kelas 4-6 bersama dengan para pendampingnya memainkan musik dengan kompak.

Chaeruman, salah seorang pendamping mengatakan soal kedatangannya ke Tebuireng Jombang. “Kami ke sini bukan niat untuk ingin ditonton. Kami ke sini hanya untuk shalawatan”, sebutnya dengan nada shalawatan.

Saat mau melantunkan shalawat yang pernah dipopulerkan oleh Gus Dur, ia menegaskan bahwa shalawat ini selain untuk Rasulullah juga dihadiahkan untuk Gus Dur. “Walaupun Syi’ir Tanpo Wathon bukan ciptaan Gus Dur, yang nyanyi juga bukan Gus Dur, tapi ini adalah buat Gus Dur. Pokoknya Gus Dur,” katanya.

Lintang Jagat mengakhiri pertunjukannya pada sekitar pukul 21.00, setelah tampil selama satu setengah jam. Muhsin Darmaji, Kepala Sekolah, memberikan sambutan setelah mahallul qiyam. Sebagaimana ia katakan, para siswa SD NU Sleman itu semuanya tinggal di pondok pesantren.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Ini adalah pesta yang luar biasa. Anak-anak SD ini adalah penerus dan generasi Nahdlatul Ulama. Insya Allah 20 tahun ke depan, mereka akan menjadi pengganti dan pelopor yang meneruskan perjuangan para kiai NU,” tegasnya. (Abd/abror)