tebuireng.online—Setelah pro dan kontra selama penghelatan Muktamar ke-33 NU di Jombang mengenai Ahlul Halli wal Aqdi (Ahwa). Akhirnya resmi dipakai sebagai pemilihan Rais Aam PBNU muktamar kali ini.

Hal ini ditetepkan dalam Sidang Pleno Komisi Keorganisasian di Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang, Selasa (04/08). Dalam Sidang tersebut Katib Aam PBNU KH Malik Madany dan Katib PBNU KH Yahya Staquf memimpin persidangan dengan memanggil para peserta yang dikelompokkn berdasarkan provinsi. Mereka kemudian disodorkan kertas untuk mengisi pernyataan setuju atau tidak setuju.

Pemungutan voting dilakukan secara terbuka sehingga peserta mengetahui proses tersebut.. Yang paling menonjol adalah Propinsi Papua yang sepakat dengan 30 suara menyetujui system Ahwa. NU Wilayah Yogyakarta secara kompak juga setuju dengan AHWA sementara PWNU Jatim suaranya terbagi antara AHWA dan pemilihan langsung.

Namun beberapa pihak menganggap panitia telah mengkhianati amanat PJ Rais Aam PBNU, KH. Mustofa Bisri yang membatalkan sistem Ahwa. Bahkan  Rais Syuriah PWNU Sulawesi Tengah, Dr. KH. Djamaluddin Mariajang megatakan bahwa Gus Mus melakukan Sandiwara dengan acting menangis di depan muktamirin.

Sembilan nama Ahwa belum dirilis secara resmi oleh panitia kepada public, namun beredar Sembilan nama yang dirilis oleh akun facebook PCNU Kota Pasuruan yang menposting di dindingnya. Berikut Nama-namanya:

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

1. KH Tolkhah Hasan (JATIM )
2. KH. Nawawi Abd Jalil (JATIM )
3. KH. Tuan guru Turmudzi Badrudin (NTB)
4. KH. Dimyati Rois (JATENG)
5. KH. Maktum Hanan (JABAR)
6. KH. Ma’ruf Amin (DKI JAKARTA)
7. KH. Ali Akbar Marbun (SUMUT)
8. KH. Kholilurahman (KALSEL)
9. KH. Sanusi Baco (SULSEL)

(abror)