Grup an Nahdliyah SMP A Wahid Hasyim Tebuireng sukses menyabet jaura 1 dalam ajang Lomba Keagamaan Islam Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kabupaten Jombang, cabang lomba Festival al Banjari pada Rabu (25/10/2017). (Foto: Hilmy)

Tebuireng.online— SMP A. Wahid Hasyim berhasil meraih prestasi dalam Lomba Keagamaan Islam Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kabupaten Jombang, cabang lomba Festival al Banjari yang diadakan oleh Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Jombang, pada Rabu (25/10/2017) kemarin di kantor Diknas Jombang.

Selain di bidang al Banjari, SMP A. Wahid Hasyim mengirim beberapa kontingen untuk mewakili berbagai jenis perlombaan tingkat daerah tersebut, di antaranya Pildaraja, Tartil Al Quran, Qiroatil Quran, Cerdas Cermat Islami, Tahfidz Al Quran. Hasil pengumuman sementara, SMP AWH berhasil meraih jaura harapan satu dalam lomba Tahfidz Al Qur’an dan, juara 1 dalam festival al Banjari yang diikuti oleh 80 peserta dari seluruh SMP se-Kabupaten Jombang.

Perlu di ketahui bahwa torehan prestasi siswa-siswa SMP A. Wahid Hasyim di bidang al Banjari melalu grupnya bernama an Nahdliyah, dalam kurun waktu 2016 hingga 2017 sekarang  ini, berhasil meraih sejumlah prestasi yang memuaskan di antaranya, juara 3 Festival al Banjari (Fesban) Tingkat Pelajar se-Tebuireng, juara 3 Fesban Tingkat Pelajar se-Jombang di MAN Jombang, juara 2 Fesban Tingkat Pelajar se-Jombang di MAN Ngoro, juara 2 Fesban Tingkat Pelajar se-JaTim di Paciran Lamongan, dan yang terbaru, juara 1 Fesban Tingkat Pelajar se-Jombang di Diknas Jombang.

Pembina Grup al Banjari an Nahdliyah, Ustadz Hilmy Muhammad mengaku bersyukur dengan torehan prestasi anak-anak didiknya. “Alhamdulillah, barakah dongane bolo-bolo (doanya saudara-saudara an Nahdliyah SMP A. Wahid Hasyim meraih juara 1 dari 80 peserta Fesban tingkat SMP se-Jombang yang diadakan oleh Diknas Jombang. Selamat dan sukses selalu!,” ungkap jebolan Grup al Banjari al Jalalah Tebuireng itu.

Ia juga mengaku, selalu mengingatkan mereka agar tidak menganggap juara dalam lomba shalawat merupakan segalanya. Menurutnya, juara yang sesungguhnya ialah ketika benar-benar diakui sebagai umat Rasulullah SAW nanti di hari akhir, hingga mendapatkan Syafa’atul ‘Udzma (syafaat yang paling besar) dari Allah SWT. “(Hal itu) seperti yang kita harapkan saat di atas panggung. karena tropi dan lain-lain adalah bonus dari Allah SWT melalui panitia,” kata pria asal Kediri tersebut.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dia juga berpesan, kalau saja dialam ajang tersebut tak mendapat juara, minimal bacaan sudah bisa membuat Rasulullah tersenyum atas bacaan shalawat yang dilantunkan. “Oleh karenanya, kita harus khusyuk dan hudhur dalam bershalawat seakan-akan Rasulullah benar-benar hadir di hadapan kita dan beliau sendirilah yang menjadi jurinya,” imbuh pembina Kumpulan al Banjari dan Hadrah Tebuireng (Kubah Ireng) tersebut.


Pewarta:            Emha al Banjari

Editor/Publisher: M. Abror Rosyidin