Tebuireng.online- Dalam sosialisasi antikorupsi dengan tema “Peran Santri Dalam Pencegahan Korupsi Di Indonesia” yang diselenggarakan oleh KPK dengan bekerja sama dengan Pemkab Jombang, Giri Supradiono (Direktur Pendidikan dan Layanan Masyarakat KPK) mewakili Agus Raharjo (Ketua KPK) menjadi salah satu pembicara dalam acara ini, Jumat (05/07/19) di Pesantren Tebuireng.

Giri merupakan salah satu calon pimpinan KPK di masa mendatang, dan ia sangat berkompeten dalam bidangnya tersebut. KPK ingin memberikan kesan lebih dekat dengan masyarakat sehingga adanya simbol bus dengan wacana Roadshow Bus KPK 2019 “Jelajahi Negeri Bangun Antikorupsi” maksudnya bus KPK sedang mencari penumpang untuk menjadi orang antikorupsi.

Menurut Giri perjalanan Indonesia dalam memberatas korupsi itu bagaikan keledai yang jatuh di lubang yang sama, punya lembaga anti korupsi bagus dibubarkan dan beberapa ulang kali juga didirikan kembali. Di Indonesia orang jujur sangatlah langka, padahal jujur bisa berada dimana saja dan manapun, sehingga untuk mencapai apapun yang diutamakan adalah jujur. Giri menggap permasalahan yang ada di Indonesia adalah krisis keteladanan dicontohkan, seperti bupati Surabaya yang menjadi teladan dan turun langsung bersama rakyat.  

Lanjutnya, ulama jika mendapatkan salam tempel menurut Giri itu boleh selama ulama tersebut bukan seorang anggota DPR atau wakil presiden. “Ketika ulama murni dalam diberi apapun  tetap saja berkonteks nilai ibadah dan tidak berkaitan dengan jabatan, tapi jika sudah menjabat wakil presiden dan mendapatkan amplop maka anda akan terkena pidana gratifikasi,” kata Giri Supradiono. Sehingga ketika santri terpilih menjadi kepala desa harus hati-hati dalam menerima apa pun dan menyesuaikan apa yang telah diutarakan oleh Giri agar tidak termasuk dalam kasus suap menyuap.


Pewarta: Yasinta

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Publisher: MSA